widget

Senin, 21 Maret 2016

Oknum TNI Diduga Melakukan Penganiayaan Warga di Distrik Mugi

Terkait pemberitaan media massa di salah satu surat kabar harian Cenderawasih Pos Edisi Senin, 21 Maret 2016, yang berisi tentang “Dugaan kekerasan yang dilakukan oknum TNI terhadap Warga Distrik Mugi”  yang memberitakan adanya laporan warga sekitar kepada Sekretaris Komisi A DPRD Kab. Nduga Leri Gwijangge bahwa terjadi tindak kekerasan yang dilakukan Oknum TNI yang sedang melaksanakan pengerjaan pembangunan jalan Trans Pegunungan Tengah Mumugu – Nduga – Wamena (19/3). Terdapat indikasi sepekulasi yang dilakukan oleh tokoh intelektual Papua yang menginginkan terjadinya cipta kondisi, yang menyudutkan pihak TNI untuk menghentikan pembangunan jalan Trans Papua.
Disamping itu laporan adanya penganiayaan di distrik Mugi kepada Leri kurang jelas karena tidak adanya bukti dan siapa yang melakukan. Ditambah lagi pernyataan Kapendam XVII/Cen Kolonel Inf Teguh Pudji R. saat diklarifikasi via telepon bahwa tidak ada laporan adanya penganiayaan disana dan hal tersebut juga sudah di konfirmasikan kepada Danki Satgas Pam Pembangunan jalan Trans Wamena Nduga bahwa sudah 1 minggu Satgas tidak pernah bertemu dengan masyarakat. Posisi pengerjaan pembangunan jalan juga jaraknya jauh dari pemukiman masyarakat.
Hal ini juga menyikap terdapat adanya unsur kesengajaan dan pemaksaan opini yang diciptakan untuk tetap menyalahkan dan menyudutkan aparat dalam hal ini TNI AD, sehingga timbul kesan pembenaran bahwa yang melakukan penembakan dan kekerasan di Sinak adalah Aparat/TNI AD seperti pernyataan Socratez Sofyan Yoman ketua umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua. Dalam pernyataannya ia menyebut Aparat keamanan sebagai otak dalam peristiwa penembakan 4 warga sipil karyawan PT. Modern beberapa waktu lalu.
Namun pernyataan tersebut ditepis oleh juru bicara TPN OPM Sebby Sambom melalui e-mail ke redaksi Wartaplus (17/3) bahwa mereka bertanggung jawab atas kejadian penembakan di Sinak (15/3) lalu. Hal ini sontak mencoreng muka Socrates dengan pernyataannya tersebut. Ada kemungkinan besar semua ini buntut dari kekecewaan Socratez atas pernyataan Sebby Sambom tersebut.
Jika kita sadari bersama bahwa kekerasan dan politik yang terjadi di Papua hanya akan menimbulkan keterbelakangan di semua bidang, hal ini dikarenakan sulitnya akses masuk menuju pedalaman sehingga sulit untuk mendistribusikan baik itu infrastruktur maupun jasa seperti pendidikan dan kesehatan yang merupakan kebutuhan utama masyarakat Papua terutama di daerah pedalaman.
Kalaupun memang ada dan benar terjadi penganiayaan seperti yang disampaikan Leri Gwijangge diatas, maka ada indikasi yang melakukan adalah dari pihak OPM itu sendiri dengan menggunakan seragam loreng tentara, karena tidak sulit bagi mereka untuk bisa mendapatkan seragam loreng seperti yang dimiliki oleh TNI, hal ini bisa dipastikan tujuannya adalah untuk membuat citra Aparat khususnya TNI AD tetap buruk di mata masyarakat Papua. Kolonel Teguh juga menambahkan “TNI saat ini sudah mengikuti pola operasi dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo. Wujud dari kegiatan itu lebih dititikberatkan untuk membantu pemerintah daerah,” pungkasnya.

Wenas Kobogau Provokator Ingusan

Pernyataan yang dilontarkan oleh Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw yang mengatakan bahwa sejak tahun 2009, data mencatat jumlah korban tewas yang diakibatkan serangan-serangan Tentara Pembebasan Nasonal Papua Barat (TPNPB-OPM) yang mencapai 111 korban jiwa. Jumlah ini memang sangat dis sesalkan oleh para tokoh pemuda dan tetua adat yang ada di Papua.
Namun dibantah oleh Wenas Kobogau, nama Wenas Kobogau sendiri selama ini belum pernah terdengar di telinga kita, namun tiba-tiba mengeluarkan statemen bernada provokasi. Wenas pun mengakui bahwa selama ini terdapat OPM-OPM ‘binaan’ yang dibina untuk menimbulkan perpecahan dan merusak slogan ‘Papua Tanah Damai’. Jika kita telusuri sepak terjang Wenas Kobogau sendiri adalah merupakan salah satu  aktor KNPB yang merupakan organisasi terlarang di Papua.
Setelah sebelumnya memprovokasi tentang pemberitaan seorang pria di mimika yang di siksa oleh aparat secara brutal, namun pada faktanya bahwa pria tersebut melakukan tindak kriminal, yaitu mencabuli anak di bawah umur.
Berita asli : disini
sedangkan foto-foto bernada provokasi dan pelecahan yang di Upload di salah sau halaman Facebook.
Berita Provokasi : disini
Dari berita ini sudah sangat jelas sepak terjang Wenas Kobogau yang merupakan salah satu anggota terlarang di Indonesia, terkuhususnya di Papua, wenas sendiri diketahui merupakan orang yang inigin mencari posisi di organisasi terlarang tersebut. Segala hal mungkin bisa dilakukan, termasuk memprovokasi berita-berita di media masa.
Tidak dapat dipungkiri sudah sejak lama keriuhan isu di Papua tidak pernah bisa bersih dari cara-cara yang gemar mengeksploitasi manusia ketika bertarung untuk menaikan isu yang ada. Jangankan terhadap kesadaran yang awam, bahkan kaum yang sudah menegerti pun bisa tersungkur dalam cara berpikir-bertindak yang tidak sehat. Bahkan jika kita perluas, dalam lingkup kebudayaan, kegemaran mengeksploitasi media dan berita atau isu HAM demi kepuasan terhadap kepuasan kekuasaan yang akan di capai. Indonesia, salah contoh Negara yang mudah sekali ditemukan provokasi primordial yang sesungguhnya mencemaskan. di daerah-daerah yang ada di Indonesia khususnya di Papua juga sangat sering bahkan mudah sekali mendengar provokasi yang malah di ciptakan dari luar Indonesia. di Papua yang konon memiliki tingkat homogenitas sosial tinggi.
Ironisnya kita sebagai makhluk berpendidikan masih saja di bodohi dengan berbagai isu provokasi yang hanya menimbulkan berbagai konflik sosial antara sesama mahluk ciptaan Tuhan. Cara pandang yang sering dilupakan ketika provokasi berkembang makin liar lantas bergulung seperti bola salju dan hanya berhenti di ujung putaran atau menghantam benda yang lebih keras dari dirinya. Provokasi yang berhenti ketika segalanya sudah remuk berantakan.
Kembali lagi pada isu provokasi yang selalu di suarakan atau dikoarkan oleh para pelaku politik yang ada di Papua, dengan memanfaatkan suatu kejadian atau memutar balikkan cerita miring tentang isu yang beredar. Kembali lagi kita harus memperhatikan para pemuda kita terutama pemuda, generasi Papua muda harus belajar kembali sejarah lokal Papua agar tahu bahwa persoalan Papua sudah selesai dan generasi muda harus mengetahui sejarah perjuangan masyarakat Papua saat bergabung dengan NKRI.
sejarah mencatat bahwa beberapa pahlawan asli Papua seperti Silas Papare, Frans Kaisepo dan Marthen Indey, Mempunyai peranan penting dalam sejarah perjuangan masuknya Papua ke pangkuan Ibu Pertiwi. Bergabungnya Papua ke NKRI sudah final dan telah tercatat dalam titah Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) serta telah diakui dunia bahwa Papua adalah bagian NKRI. Bahkan sampai hari ini resolusi dewan keamanan PBB belum di cabut.
Terus bagaimana dengan orang-orang yang katanya memperjuangkan Papua di dunia Internasional?
Sudah jelas jika organisasi seperti KNPB atau orang-orang seperti Benny Wenda yang menyerukan berbagai isu provokasi yang mnyudutkan pemerintah, sepertinya mereka harus kembali membuka buku sejarah untuk merefresh kembali otak mereka yang sudah dikotori dengan nafsu kekuasaan dunia.
Belum lagi para elite negara tetangga seperti perdana mentri Vanuwatu dan negara-negara yang memanfaatkan kesamaan RAS untuk menggait dan memprovokasi rakyat agar mengikuti nafsu kekuasaan Individual mereka masing-masing. negara-negara miskin ini memanfaatkan lobang kecil untuk meraih keuntungan demi majunya Negara mereka yang sebenarnya berada pada posisi Negara-Negara miskin di Dunia, kenapa musti menyibukkan diri dengan mengurus ketentraman Negara lain sedangkan Negara mereka belum sepenuhnya baik.
Ada juga para tokoh agama yang memanfaatkan media Agama, yang sebenarnya meruapakan tempat unutk bersandar dan memohon ampun kepada sang pencipta, akan tetapi justru agama di buat dan dirangkai sedemikian rupa agar bisa meluruskan nafsu kekuasaan.
Dari kesimpulan diatas saya rasa, menyambung dengan era benturan yang penuh dengan provokasi. So, dalam provokasi yang liar atau kompetisi yang sakit, jangan mengorbankan kemuliaan nalar yang merupakan anugrah terbaik penciptaan dihina oleh ilusi-ilusi melalui provokasi. Kembali belajar pada dunia anak dan berani memberi jarak/tanda kurung atas segala macam provokasi yang mengancam kemajemukan hidup manusia mungkin bisa menjaga diri kita sendiri.

Selasa, 01 Maret 2016

Implementasi Rukun Keagamaan di Papua

Papua_http - beberapa hari yang lalu beredar surat pernyataan pelarangan pembangunan mesjid atau mushola di wilayah Jayawijaya-Papua yang di keluarkan oleh PGGJ (Persekutuan Gereja Gereja Jayawijaya ) yang berisi tentang penolakan pembangunan Mesjid Baiturrahman Wamena, Surat tersebut pertama kali dibacakan di forum Rapat Koordinasi antar FKUB (Forum Komunikasi Antar Umat Beragama) bersama Pemda Jayawijaya, dan PGGJ.

Dalam surat tersebut Pdt Abraham Ungirwalu, S.Th. selaku Ketua PGGJ Kab. Jayawijaya menyatakan sikap dari gereja-gereja di kawasan Jayawijaya terhadap pembangunan rumah ibadah umat islam tersebut.

Berikut isi dari surat pernyataan PGGJ :

PERNYATAAN SIKAP GEREJA-GEREJA JAYAWIJAYA

1. Seluruh dominasi gereja kabupaten jayawijaya meminta Pemda Jayawijaya mencabut/membatalkan ijin membangun mesjid Baiturrahman Wamena.
2. Panitia pembangunan mesjid harus menghentikan pembangunan
3. Menutup Mushola/Mesjid yang tidak memiliki ijin bangunan
4. Dilarang pembangunan Mushola atau Mesjid baru di kawasan Jayawijaya
5. Dilarang menggunakan toa / pengeras suara saat sholat kerena sangat mengganggu ketenangan masyarakat
6. Dilarang menggunakan busana ibadah ( Jubah atau jilbab ) di tempat umum
7. Dilarang mendidik (menyekolahkan) anak-anak Kristen Papua di Pesantren-pesantren.
8. Hentikan mendatangkan guru-guru kontrak non Kristen
9. Demi keharmonisan,  kenyamanan dan keamanan agar dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab

Wamena, 25 Februari 2016
Persekutuan Gereja-gereja Jayawijaya.

Jika kita simak poin-poin tuntutan surat diatas, tentunya sudah jelas hal ini bertentangan dengan asas kerukunan beragama di Indonesia bahkan bertolak belakang dengan pancasila sila pertama yaitu "Ketuhanan yang maha ESA"  dan tidak menutup kemungkinan hal ini juga berpotensi mengakibatkan disintegrasi yg bersifat SARA  dan sangat berpengaruh terhadap situasi dan kondisi khususnya di Papua.

Indonesia Adalah Negara Majemuk

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kesadaran bertoleransi agama sangat dibutuhkan di setiap elemen masyarakat di seluruh wilayah di Indonesia, dari berbagai macam suku bangsa, adat budaya, ras dan agama yang berbeda-beda kita bisa menciptakan dan membina kerukunan yang menjadikan kekuatan tak terbantahkan yang hanya dimiliki Indonesia.  "Bhineka Tunggal Ika " menjadi landasan yang kokoh dan menjadikan indonesia dikenal dimata dunia sebagai negara yang majemuk namun memiliki persatuan dan kesatuan yang melekat kuat.

Dengan demikian agama juga menjadi salah satu kekayaan bangsa yang diakui oleh internasional karena tidak semua negara memiliki perbedaan yang kompleks dan mampu menyelaraskan kerukunan dan persamaan sudut pandang sehingga menciptakan inner power yang dimiliki Bangsa Indonesia.

Agama Sebagai Landasan Bangsa

Dari beberapa agama besar yang masuk dan menyebar pesat melalui rentang waktu yang cukup lama, menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beragama dimana unsur keagamaan tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat bahkan bernegara. Suatu bukti dalam proses perumusan Pancasila dan  Undang-undang dasar 1945 yang banyak terinspirasi dari aspirasi keagamaan.

Dilihat dan dinilai sebagai kekayaan bangsa dimana para penganut agama yang berbeda bisa saling menghargai atau menghormati, saling belajar, saling menimbah serta memperkaya dan memperkuat nilai-nilai keagamaan dan keimanan masing-masing. Perbedaan tidak perlu dipertentangkan, tetapi dilihat dan dijadikan sebagai pembanding, pendorong, bahkan penguat dan pemurni apa yang dimiliki. Kaum beriman dan penganut agama yang berbeda-beda semestinya bisa hidup bersama dengan rukun dan damai selalu, bisa bersatu, saling menghargai, saling membantu dan saling mengasihi,

Untuk membaca sambungan artikel ini, silahkan kunjungi link ini dan disini

Jumat, 26 Februari 2016

'Nge-Lem' : Anak-anak "Aibon" di Papua Butuh Perhatian




Bagi kaum anak jalanan, aktifitas 'Ngelem' menjadi sesuatu yang tidak asing. Seperti Narkoba, Banyak sudah korban akibat penyalahgunaan Lem tersebut, yang fungsinya sebenarnya untuk merekatkan benda. seperti mengelem sepatu, kayu, menempel ban kendaraan, dan masih banyak lagi kegunaanya. Kondisi tersebut kian hari kian memprihatinkan, aktifitas Ngelem bukan hanya dilakukan oleh anak jalanan, malahan sudah merambah para pelajar yang masih sangat belia. Aktifitas yang awalnya hanya coba-coba, dan berakhir menjadi candu yang sulit ditinggalkan. Tindakan apa saja yang sudah dilakukan pemerintah sampai saat ini?

Beberapa hari yang lalu redaksi kami mendapati sekumpulan anak kecil dan ada juga yang beranjak dewasa di beberapa titik pinggir jalan kota Jayapura, kawasan pelabuhan dan sekitar pasar lelang hamadi. Tampak mereka sedang menghirup lem “Ngelem” dengan ekspresi wajah yang seakan menikmati aroma lem tersebut . Fenomena seperti ini membuat kondisi sosial Kota Jayapura khususnya yang berkaitan dengan masa depan pemuda yang terkontaminasi kebiasaan buruk seperti ini.  Bebasnya Penjualan barang tersebut memicu merebaknya kebiasaan seperti ini dan membuat aparat kesulitan, padahal jelas si penjual tahu barang tersebut disalahgunakan dalam penggunaanya.

Kami akan membahas sedikit tentang Lem yang bila disalahgunakan akan sangat berbahaya bagi kesehatan, tulisan ini bukan untuk menjatuhkan Merk dagang tertentu, tapi lebih kepada bagaimana melakukan pencegahan agar tidak di salahgunakan oleh pembelinya, mengingat korbanya sudah banyak berjatuhan. Jika kita menelusuri melalui internet dengan keyword 'Ngelem', ternyata banyak sekali link yang mengupas bagaimana berbahayanya lem tersebut jika digunakan tidak pada peruntukanya. Sejak tahun 2011 sudah banyak media atau blog yang melaporkan tentang bahaya Ngelem yang didominasi oleh remaja putus sekolah maupun yang masih duduk di bangku sekolah.

Bahan Pembuat Lem

Bahan pembuatan Adhesive atau lem, ditulis disalah satu blog, pembuatan lem tsb banyak mengandung bahan yang sangat berbahaya. Dan terdapat  beberapa bahan kimia seperti Trichloroethylene dan Toluene. Berikut sedikit indikasi yang disebabkan oleh behen kimia tersebut :
Trichloroethylene :Liquid Chemical tsb jika terhirup dalam jangka waktu yang lama dapat memicu terjadinya kanker dan kerusakan pada syaraf (Sumber data MSDS). Selain baunya yang sangat menyengat, jika terkena kekulit langsung, bisa menyebabkan iritasi. Trichloroethylene biasanya digunakan untuk membersihkan sisa resin agar tidak mengeras pada selang atau tabung. Resin sendiri digunakan sebagai isolator suatu produk agar tidak terjadi hubungan pendek antara komponen di dalamnya. Penggunaannya sendiri dengan cara di tuang dan di alirkan ke seluruh selang yang dilalui oleh resin, sehingga sisa resin dapat keluar dan komponen dalam mesin bisa bersih.  Jadi intinya barang tsb sangat berbahaya apabila digunakan tanpa mengikuti aturan yang dianjurkan, seperti pemakaian masker khusus, kacamata safety, sarung tangan karet serta intruksi dalam penempatanya.

Efek yang ditimbulkan jika Menghirupnya

Trichloroethylene digunakan dlm industry pelumas logam dan industry dry clean. Juga dalam tinta cetak, cat pernis, perekat, tinta mesin fotokopi, printer, dan serbuk halus kertas. Cairan pengoreksi tulisan juga bisa melepaskan Trichloroethylene ke udara. Trichloroethylene berpotensi menyebabkan kanker. Trichloroethylene mampu memberikan efek akut dan kronis bagi manusia yang terpajani olehnya. Trichloroethylene yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menyerang sistem syaraf pusat manusia dengan symptoms seperti kehilangan keseimbangan, sakit kepala, mudah bingung, euforia, hilangnya gairah/semangat, dan lemah/lesu.

Target organ lain dari gangguan pajanan senyawa ini yang dilaporkan di antaranya adalah hati, ginjal, sistem imun dan kelenjar endokrin. Selain itu, pajanan Trichloroethylene juga dilaporkan dapat mengganggu perkembangan tubuh manusia. Ada suatu studi epidemiologi yang melaporkan bahwa pajanan Trichloroethylene berhubungan dengan kejadian kanker pada manusia, terutama di ginjal, hati, leher, dan sistem limfe. Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan meningkatnya risiko tumbuhnya benigna pada ginjal, paru-paru, hati, limfe, dan testis. (Sumber di sini)

Sama seperti narkoba pada umumnya, efek 'Ngelem' akan menyerang susunan saraf di otak sehingga bisa menyebabkan kecanduan. Dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan otak, sementara dalam jangka pendek risikonya adalah kematian mendadak (Sudden Sniffing Death). Seseorang yang 'Ngelem' atau menghirup uap lem hingga mabuk, efeknya hampir mirip dengan jenis narkoba yakni menyebabkan halusinasi, sensasi melayang-layang dan rasa tenang sesaat meski kadang efeknya bisa bertahan hingga 5 jam sesudahnya. Karena keasyikan ngelem ini kadang-kadang perut tidak merasa lapar meski sudah jamnya makan (sumber di sini).

Melakukan perhatian khusus terhadap Anak

Orang tua pastinya tidak ingin anaknya terjerumus kepada masalah seperti narkoba, atau sejenis barang berbahaya lainya. Maka hendaknya kondisi tsb harus segera dilakukan penanganan, melakukan pengamatan dan memperhatikan betul kondisi anak, bagaimana perubahan fisiknya setiap hari, perilaku dan siapa temannya. Ini bukan mencurigai anak, tapi setidaknya dengan mengetahui dengan benar kondisi anak dan siapa saja teman bergaulnya, itu saja sudah salah satu cara atau bentuk perhatian kita terhadap mereka.

Di rumah kita bisa mengawasi segala gerak geriknya, tetapi ketika sekolah kita hanya mengantungkan tanggung jawab kepada gurunya. Sering terjadi orang tua dipanggil ke sekolah karena ada masalah pada anaknya, orang tua hanya tau anaknya berangkat ke sekolah dan pulang tepat waktu sampai dirumah. Pada kasus kebanyakan, anak tidak masuk sekolah, bisa karena banyak masalah di keluarga atau di Sekolah. Sedikit saja bisikan itu datang, anak akan mudah terjerumus dalam pergaulan dan lingkungan bermain yang tidak sehat. Ngelem adalah aktifitas kebanyakan pelajar yang salah dalam bergaul, kurangnya perhatian orang tua menjadi salah satu faktor si anak kenal dengan hal-hal diluar dari perkiraan kita.

Lem sangat berbahaya jika pemakainya disalahgunakan, dan buktinya memang demikian adanya. Hal ini yang seharusnya juga mendapat perhatian lebih dari orang tua karena akibat yang ditimbulkan sama dengan jenis Narkoba. Barang berbahaya tsb lebih banyak digunakan oleh kalangan pelajar tingkat pertama, bahkan di beberapa daerah sudah menjalar dikalangan pelajar tingkat dasar (SD).

Sungguh ironis jika Pemerintah gencar melakukan pemberantasan narkoba, justru ada barang yang lebih berbahaya dan terbukti disalahgunakan tapi tidak ada tindakan konkrit yang dilakukan. karena tidak termasuk jenis narkoba maka tidak ada undang-undang yang bisa menjerat para pengguna barang berbahaya tsb. Jika ditelusuri penggunaan Lem berbahaya ini banyak terjadi bukan hanya di pulau Jawa, di daerah sumatera sulawesi, maluku dan Papua sendiri sudah sangat memprihatinkan. Jika terus dibiarkan, maka generasi muda kita bisa rusak, apalagi efek yang ditimbulkan sangat-sangat berbahaya. Di sini Peran orang tua saja tidaklah cukup untuk mengatasi masalah tsb, sangat dibutuhkan campur tangan semua pihak, bagaimana solusi yang bisa di terapkan untuk menanggulangi masalah tsb.

Apa Langkah Pemerintah sampai saat ini?

Pemerintah bisa melakukan kajian yang mendalam mengenai barang tsb, jika terbukti berbahaya bisa dilakukan peneguran. kalaupun tidak bisa menjerat pengguna yang menyalahgunakanya, setidaknya ada peringatan bagi para penjual agar tidak menjual kepada sembarang orang. Walupun perusahaan lem  tersebut sudah mengantongi ijin dan sertifikat untuk lingkungan ISO 14001:2004, hendaknya mereka tidak mengabaikan masalah yang sedang terjadi sat ini. Melakukan tindakan pencegahan dengan cara merubah bahan yang digunakan dengan yang lebih aman dan ramah lingkungan adalah salah satu bentuk keperdulian terhadap kasus ini.  kemudian bagaimana kontrol jika produk  tersebut di jual kepada masyarakat umum, apakah perlu syarat khusus yang diperlukan mengingat bahaya jika disalahgunakan dalam peruntukanya.

Kita tentunya tidak ingin generasi penerus bangsa rusak, baik oleh narkoba atau sejenisnya yang dapat merusak mental dan kesehatan. Pemerintah harus cepat turun tangan dalam menyelesaikan permasalahan pelik ini. Karena sampai saat ini, belum tersedia link yang berkaitan dengan langkah atau respon pemerintah terkait masalah tsb. 'Ngelem' bagi sebagian remaja menjadi alternatif, tidak punya uang untuk membeli narkoba maka jalan lain dilakukan dengan cara menghirup uap lem karena efeknya sama persis. mari kita awasi anak-anak kita sebagai penerus bangsa, jangan sampai mereka salah dalam bergaul.

Sekali mencoba bisa di pastikan akan ketagihan. Belum ada langkah atau tindakan konkrit dari pemerintah, bagaimana solusi terbaik dalam mengatasi masalah yang terjadi. Apakah perlu di buat aturan khusus dan hukuman jika terjadi penyalahgunaan dalam penggunaanya. Di beberapa daerah luar Papua sudah ada yang mengusulkan perda guna menertibkan penjualan produk lem sejenis agar digunakan dengan semestinya. Pertanyaanya tindakan apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah terkait hal ini?
*Red.Papua_http

Rabu, 24 Februari 2016

Konspirasi Sekjen ULMWP Oktovianus Motte Tidak Mendasar


Menanggapi pemberitaan terkait meninggalnya tokoh pejuang kemerdekaan Papua (Johny Wamu Haluk) yang sempat diberitakan bahwa Johny WH meninggal pada Kamis tanggal 13 November 2014 akibat diracun oleh mitra bisnisnya. Hal ini disampaikan  Sekjen United Liberation Movement of West Papua (ULMWP) Octovianus Mote ketika berpidato mengisi pembukaan kantor ULMWP di Wamena pekan lalu. Tentunya hal ini menjadi top iss(pokok pembahasan) khususnya bagi masyarakat yang mengenal dekat keluarga besarnya, mengingat hasil pemeriksaan oleh dokter yang menangani menyatakan bahwa Jhony WH terindikasi penyakit AIDS.

Menurutnya, salah satu penyandang dana terbesar untuk kemerdekaan Papua itu tewas karena dengan sengaja diracun saat makan malam dengan mitra bisnisnya. Seperti yang sempat dirilis oleh satuharapan.com beberapa saat lalu.

Disebutkan pula dalam berita tersebut bahwa "Johny WH diundang untuk rapat oleh partner bisnis yang adalah anggota aparat keamanan. Mereka memasukkan racun dalam minuman yang dia minum dan pulang dari sana ia merasakan reaksinya dan paham akan apa yang terjadi pada dirinya. Ia di racun," tegas Octo Mote.

Namun ada fakta lain yang menyebutkan bahwa apa yang ditegaskan oleh Mote berbeda dengan hasil pemeriksaan Rumah Sakit Mitra Masyarakat – Timika dimana Johny Wamu Haluk pernah dirawat. Menurut salah satu Dokter yang menanganinya menegaskan bahwa “memang benar yang bersangkutan positiv AIDS. Pada dasarnya pengidap AIDS ini mengalami kegagalan sistem kekebalan tubuh yang ditandai dengan penurunan kondisi fisik yang ekstrim sehingga penderita penyakit AIDS ini akan menjadi cepat merasa kelelahan walaupun dalam melakukan aktivitas yang tidak terlalu banyak,” tegas nya.

Dengan demikian sudah jelas bahwa kematian Johny Wamu Haluk seperti yang sudah dijelaskan oleh Dokter Rumah Sakit Mitra Masyarakat – Timika bukan akibat diracun melainkan disebabkan karena sudah terjangkit AIDS yang menyerang sistim kekebalan tubuh penderita, sehingga dalam kondisi apapun penderita AIDS sangat rentan terserang penyakit yang menyebabkan kematian mendadak.
Sehingga apa yang sudah dituduhkan Mote tentang kematian Johny WH pada saat pidato di Wamena  bahwa terdapat unsur kesengajaan yang direncanakan dengan cara diracun adalah tidak mendasar sama sekali dan jauh dari kebenaran. Hal tersebut hanyalah untuk mencari popularitas serta menarik simpati masyarakat agar apa yang mereka usung dan usahakan mendapat dukungan.

Dalam dinamika ini sedikit tercium aroma politik Mote untuk meningkatkan reputasinya, pasalnya anak dari Johny Haluk pada saat ini menjadi pengurus KAP (Kamar Adat Papua) yang bergerak dibidang politik pro merdeka. Tentunya Mote tidak ingin melewatkan momentum ini untuk membangun kerjasama. Namun demikian Kedua kubu tersebut tetap akan berbeda haluan karena adanya perbedaan kepentingan individu.

Selasa, 23 Februari 2016

Beckham Tak Pernah Injak Tanah Papua

Sudah sering kita melihat atau membaca berita yang tidak benar (Hoax). Kali ini pihak separatis di Papua melakukannya kembali dengan sengaja melakukan pengeditan gambar David Beckham yang diklaim sedang berkunjung ke Papua secara diam-diam dan memberikan bantuan kemanusiaan setelah mendengar tragedi kematian anak di Nduga pada tahun 2015. Pada kenyataannya, tidak pernah ada kunjungan David Beckham ke Papua, apalagi secara diam-diam seperti yang diberitakan salah satu blog pribadi yang dinamakan Potret Anak Melanesia. http://potretanakmelanesia.blogspot.co.id/2016/02/diam-diam-david-beckham-ke-wamena-papua.html Bukannya mendukung pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan di Papua, blog tersebut malah memutar balikkan fakta, menyebarkan informasi/isu-isu yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Selalu membuat kebohongan Publik, dan dengan sengaja menuliskan bahwa “anak-anak di Papua mengalami gizi buruk” sementara pada kenyataannya tidak benar, yang terjadi adalah bahwa anak-anak Papua yang meninggal disebabkan oleh penyakit. Terlihat jelas pada foto tersebut ada perbedaan yang sangat mencolok. Pertama, tulisan “free west Papua” yang terdapat pada kaos yang dikenakan David Beckham merupakan editan saja. Kedua, rumah adat di Papua tidak ada yang terbuat dari anyaman bambu seperti pada gambar, itu adalah rumah adat Papua New Guinea (PNG), sedangkan rumah adat Papua adalah Honai. Adapun kedatangan David Beckham di PNG tersebut untuk membuat sebuah film dokumenter BBC yang disebut For the Love of the Game. Disepanjang perjalanannya itulah dia sempatkan untuk mengunjungi sebuah desa yang merupakan program dari UNICEF dan bertemu dengan beberapa anak-anak PNG dan didukung oleh Unicef ​​serta David 7 Fund. Di Papua Nugini, David bertemu anak-anak yang menderita kekurangan gizi, yang merupakan masalah besar di negara ini. Ini penyebab utama kematian pada anak balita, dengan hampir setengah tidak mendapatkan makanan bergizi yang mereka butuhkan untuk tumbuh sehat dan kuat. Penyebab lainnya adalah kemiskinan, pola makan kurang nutrisi yang benar, dan kurangnya pengetahuan tentang praktik pemberian makan yang baik dan gizi anak. https://blogs.unicef.org.uk/2015/12/29/keeping-children-safe-from-malnutrition-in-papua-new-guinea/ Kita harus bersyukur karena hidup di Indonesia tidak mengalami kemiskinan, keterbelakangan pendidikan tentang kesehatan dan wabah gizi buruk seperti PNG. Karena Indonesia adalah salah satu negara yang sangat memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya secara merata.

Kamis, 18 Februari 2016

Ini Tujuan Utama Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat

JAKARTA – Kementeriaan Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) diwakili Deputi I Kemenko PMK I Nyoman Shuida bersama Irjen Kopassus Kolonel Inf. Kartika Adi dan Kepala Bagian Administrasi dan Logistik (Kabag Minlog) Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat tahun 2016 Letkol Cba Putra B. Tanjung, menggelar Rapat Koordinasi terkait pelaksanaan Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat tahun 2016, di ruang rapat utama Kementerian PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (10/2).
Hadir dalam rapat ini antara lain perwakilan Kementerian terkait dan perwakilan pemerintah daerah Bintuni, Kaimana, Wondama, Sorong Selatan serta Kabag Minlog Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat 2016.
Dalam rapat tersebut, Deputi I Kemenko PMK I Nyoman Shuida menyampaikan bahwa rapat ini merupakan kelanjuta  dari pengarahan Menko PMK Puan Maharani pada pembukaan Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat tahun 2016 di Pusdik Passus Batujajar Bandung, Jawa Barat, tanggal 15 Januari 2016.
Kabag Minlog Ekspedisi NKRI Letkol Cba Putra B. Tanjung  memaparkan, tujuan utama Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat tahun 2016 adalah Rasa Peduli dan Cinta Tanah Air.
Ia juga menyampaikan bahwa dalam Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat tahun 2016 ini, akan mendata serta meneliti sumber daya alam, meningkatkan Pelayanan Kesehatan dan Bakti Sosial, mengembangkan Potensi Pariwisata dan Ekonomi Masyarakat, membangun infrastruktur di daerah terpencil, meningkatkan akses perhubungan dan komunikasi. Selain itu, memberikan teladan kepada masyarakat untuk melestarikan alam, memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Nasional, merealisasikan Program Revolusi Mental, meningkatkan Pertahanan Nasional dan Bela Negara serta mendukung Program Nawa Cita Pemerintah Jokowi.
“Terima kasih kepada semua Kementerian yang sudah banyak membantu proses pelaksanaan Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat tahun 2016 ini. Kami juga mengharapkan dukungan dari Pemerintah Daerah setempat selama pelaksanaan ekspedisi ini sampai berakhir pada bulan Mei mendatang,” ujar Letkol Cba Putra B. Tanjung.
Dalam rapat Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat tahun 2016, juga dipaparkan dukungan dari perwakilan Kementerian PUPR, Bina Marga, Perhubungan, Kominfo, ESDM, Kemensos, Kemenkop dan UKM, Kemendes PDT dan Transmigrasi, LIPI, BKKBN serta perwakilan Pemda Sororng Selatan, Bintuni, Wondama dan Kaimana.
Deputi 1 Kemenko PMK I Nyoman Shuida menekankan bahwa dukungan dari masing-masing Kementerian mutlak dilakukan agar pelaksanaan Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat tahun 2016 ini sesuai dengan harapan dan kelestarian alam Indonesia yang kita cintai tetap terjaga.

SYUKURAN HONAI ADAT PAPUA DI DOMPLENG PIHAK ULMWP

Terkait pemberitaan media tentang peresmian kantor United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Senin (15/2) di Wamena beberapa hari lalu, banyak kejanggalan yang terjadi jika kita mau cermati secara seksama.
ULMWP sendiri sebenarnya adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang didirikan di Vanuatu dan didirikan untuk mewakili orang Papua yang tinggal di luar Indonesia, seperti dikatakan Perdana Menteri Papua Nugini (PNG) Peter O’Neill, yang dilansir tempo.co pada 26 Juni 2015, menyatakan bahwa sebuah organisasi Papua Barat yang bernama ULMWP diberi status pengamat dalam KTT MSG dan mewakili orang Papua yang tinggal di luar Indonesia. (sumber)

Status sebagai pengamat ini juga ditegaskan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Natsir. Menurut Arrmanatha, status ULMWP sebagai “observer” (pengamat) dalam Kelompok Negara-negara Melanesia atau Melanesian Spearhead Group (MSG) tidak dapat berubah menjadi status anggota karena ULMWP hanya sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM). (sumber)

Pihak keamanan sendiri dalam hal ini Polres Jayawijaya saat dimintai konfirmasi mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah memberikan izin kepada mereka untuk mengadakan acara tersebut, informasi yang kami terima saat ini adalah permintaan izin untuk melakukan pembukaan kantor Dewan Adat Papua (DAP).

Hal ini juga dikuatkan oleh pernyataan Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Teguh Puji Rahardjo yang menyatakan peresmian kantor Gerakan Pembebasan Papua merupakan bentuk pengelabuan sejumlah oknum terhadap masyarakat Wamena yang sebelumnya berniat meresmikan kantor DAP. Peresmian yang dikabarkan dihadiri oleh sekitar 5000-an orang itu juga tidak dibenarkan, pasalnya gedung tempat berlangsungnya acara hanya berkapasitas tak lebih dari 200 orang.


Beberapa masyarakat yang mengikuti acara tersebut juga merasa tertipu dengan oknum-oknum yang diduga kuat telah menunggangi kepentingan masyarakat Wamena yang pada awalnya adalah ingin mendirikan kantor DAP. “Sa tra tau apa itu ULMWP, yang sa tau kemarin itu kita melaksanakan ibadah syukur untuk pembukaan kantor DAP, agar aspirasi kita dapat didengar oleh pemerintah pusat,” kata Simon Pakage saat menyampaikan kekecewaannya.

Sementara seorang tokoh Papua yang enggan disebutkan namanya mengatakan pada kami, pertemuan itu dilakukan tertutup dan terbatas di kantor DAP, sehingga tidak mungkin sampai ribuan orang hadir. Mereka lalu menyebarkan kabar kegiatan tersebut untuk kepentingan propaganda kelompoknya untuk membuat kesan seolah-olah intelijen kecolongan. "Makin dikasih ruang, makin senang mereka," ujar tokoh Papua itu‎. Seperti yang diberitakan news.liputan6.com (sumber)

Mari kita dukung semua program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua, abaikan propaganda yang dapat memecahbelah persatuan dan kesatuan Indonesia, mari kita bangun tanah Papua ini dengan semangat kemerdekaan dalam bingkai NKRI.

Courtesy of: Papua-Satu

“AMP” BERBEDA JALUR DENGAN IMPIAN PAPUA

Berawal dari masuknya modernisasi di tanah Papua yang merambat dan berkembang pasca pelaksanaan Pepera pada tahun 1969 tentunya diikuti juga perkembangan diberbagai bidang seperti ekonomi, pembangunan, pemerintahan, sosial budaya, kesehatan dan khususnya pendidikan. Namun kali ini kami akan mengulas tentang pendidikan bagi para pemuda Papua yang merupakan penerus dan modal utama bagi kelangsungan perkembangan serta kemajuan Papua. Menurut saya secara pribadi, Pendidikan adalah hal atau sektor yang harus selalu diutamakan dibandingkan bidang lainnya, dengan demikian maka pengembangan selanjutnya akan lebih mudah dan cepat.
Di Papua sendiri sudah berdiri berbagai fasilitas pendidikan baik dari tingkat PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga perguruan tinggi yang kualitas dan kwantitasnya mampu bersaing di tingkat Nasional bahkan Internasional. Hal ini tidak lain adalah salah satu bentuk perhatian dan upaya pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa terutama generasi muda Papua. Tidak hanya sampai disitu, Pemerintah daerah Papua juga memberikan perlakuan khusus melalui program Otonomi Khusus tahun 2001[2] dengan memberikan fasilitas asrama khusus untuk para mahasiswa asal Papua yang mengejar pendidikan tingkat lanjut (Universitas) di luar daerah Papua. Dengan demikian diharapkan mereka mampu memberikan Kontribusi positif dan signifikan saat mereka kembali ke tanah kelahiran, yaitu Papua.

Mengapa harus mengutamakan Pendidikan
Bagi saya pribadi, ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat mendasar bagi setiap anak, terlebih lagi bagi anak-anak asli Papua yang suatu saat nanti jelas akan menjadi pribadi-pribadi yang akan membangun dan menjadikan Papua salah satu daerah yang diunggulkan dan diperhitungkan di mata dunia. Ibaratkan anak kecil yang saat ini masih belajar merangkak dan esok menjadi tulang punggung dalam setiap sendi kehidupan orang tuanya, dari segi essential[3] hal tersebut juga merupakan sirkulasi sosial kehidupan yang saling memberikan hubungan timbal balik dan saling membutuhkan dan memberikan.
Dengan demikian pendidikan merupakan hal yang sangat mutlak dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap individu utamanya bagi Orang Asli Papua (OAP) mulai dari anak-anak hingga dewasa, sehingga mereka bisa memberikan pemikiran dan inovasi di berbagai bidang yang dinilai perlu dan segera dicapai oleh pemerintah setempat. Karena seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Papua ini milik kita semua, Papua adalah satu dan satu-satunya. Sudah seharusnya kita berikan yang terbaik untuk kemajuan dan kelangsungan masa depan Papua nantinya.

Ketika Mahasiswa Papua disalahgunakan
Miris dan Kecewa,..!!!
Kata itu yang timbul dalam benak saat mengetahui kondisi segelintir mahasiswa Papua saat ini. Beberapa Organisasi yang sengaja dibentuk oleh oknum intelektual politik yang menyusup dan mengatasnamakan mahasiswa Papua, mengajak serta merekrut mereka untuk bergabung tanpa menyadari maksud dan tujuan sebenarnya. Ambillah contoh AMP (Aliansi Mahasiswa Papua) yang secara vokal sering menyalahkan Pemerintah dan Aparat tanpa memberikan kontribusi yang lugas maupun solusi yang relevan sebagai individu yang secara notabene “Berpendidikan”. Secara keseluruhan visi misinya berisikan Provokasi dan kecaman. Jelas hal demikian itu merupakan cerminan yang tidak baik dalam dunia pendidikan Papua pada khususnya. Namun saya masih berkeyakinan tidak semua mahasiswa Papua demikian bahkan yang sudah bergabungpun saya yakin ada diantara mereka tidak tahu apa-apa tentang organisasi tersebut.
Mengenai kebebasan berpendapat bagi mahasiswa bahkan seluruh rakyat Indonesia sudah jelas, kita diberikan ruang seluas-luasnya untuk memberikan aspirasi dan berpendapat, namun harus diperhatikan terlebih dahulu tentang tingkat kepantasan dan relevansinya.
Berbanding terbalik dengan tujuan dan impian Papua untuk menjadikan generasi muda sebagai harapan baru yang akan membawa kemajuan pesat untuk masa depan Papua yang gemilang. Demikian pula Pemerintah Indonesia yang telah memberikan kebijaksanaan Otsus dan berbagai fasilitas yang disediakan seakan-akan tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Menurut Pengamat Pendidikan asal Papua sekaligus sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise mengatakan bahwa “Jikalaupun tak bisa memberikan prestasi yang baik, tidak sepantasnya malah menjadi provokator dan pemicu perpecahan di Indonesia” Tegasnya. Memang Benar, anak Papua diberikan ‘kekhususan’ dengan disediakannya berbagai fasilitas yang lebih daripada mahasiswa lainnya namun bukan berarti mereka bisa bertindak semaunya, tapi diharapkan dengan demikian mereka bisa merasakan perhatian pemerintah pusat yang berharap besar pada setiap pemuda asal Papua agar bisa membangun tanah Papua bersama.

AMP adalah topeng politik
Sejarah organisasi AMP pertama kali dibentuk oleh mahasiswa asal Papua yang melanjutkan kuliah di pulau Jawa yaitu di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), selanjutnya secara organisasi dideklarasikan dan didirikan pada tanggal 30 Mei 1998 di Jl. Guntur Kawi, Manggarai, Jakarta Selatan.  Dengan diketuai oleh Denianus Tari Wanimbo, dan Sekretaris Jenderal Hendrik Ronsumbre. Sejak saat itu mereka semakin bebas bersepak terjang dan memprovokasi situasi yang ada dengan selalu mengkait-kaitkan Pelanggaran didalamnya. Jelas tidak mencerminkan etika edukatif[4] sedikitpun. Dari Platformnya[5] sendiri sudah menunjukkan bahwa aliansi mahasiswa ini mengandung unsur sara[6] dengan demikian aliansi tersebut termasuk Organisasi ilegal.
Seharusnya para mahasiswa Papua sadar akan hal ini, sehingga tidak terpengaruh dan salah mengambil keputusan. Lihat kembali tujuan untuk melanjutkan pendidikan itu adalah memperdalam ilmu pengetahuan dan membuka wawasan lebih luas, sehingga mempermudah kita dalam menggapai cita-cita. Sebagai Individu berpendidikan seharusnya lebih tahu bahwa keputusan bersama adalah Mutlak. Papua adalah bagian tak terpisahkan dari bingkai NKRI, dan sampai kapanpun akan tetap seperti itu.
Meskipun tuntutan mereka selalu tidak berdasar dan beralasan bahkan tidak logis, namun sebagai OAP saya pribadi ingin mengajak mereka untuk kembali berfikir jernih. Masih ada kesempatan sebelum terlanjur jauh di jalur yang salah.

Oleh: Muhay Tabuni


pustaka:

[1] Pepera adalah (Penentuan Pendapat Rakyat) dilaksanakan tanggal 15 Juli s.d 02 Agustus 1969 yang diawasi PBB, hasilnya menyatakan bahwa daerah Irian Barat tetap berada dalam wilayah NKRI dan dikukuhkan dengan Resolusi PBB No.2504 Tanggal 19 Oktober 1969. Indonesia melaksanakan hasil Pepera dengan membentuk Provinsi Otonomi Irian Jaya dan Kabupaten Otonom melalui UU No.12 Tahun 1969.

[2] Otonomi Khusus adalah kewenangan khusus yang diberikan kepada suatu daerah ‘tertentu’ untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri tetapi sesuai dengan hak dan aspirasi masyarakat di daerah tersebut. Kewenangan ini diberikan agar daerah tersebut dapat menata daerah dan bagiannya agar lebih baik lagi dan mengalami percepatan perkembangan dibidang tertentu sesuai kebutuhan.

[3] essential adalah Sifat Dasar [eng]

[4] Edukatif : Berpendidikan, Terpelajar

[5] Plaform AMP:“Melawan Neo-Kolonialisme Indonesia, Melawan Neo-Liberalisme/Imperialisme Ekonomi Global dan Melawan Militerisme Indonesia”

Visi: Membebaskan Negeri West Papua dari Segala macam Bentuk Penindasan Penjajahan bagi Umat Manusia dan Menciptakan Rakyat West Papua yang Berdaulat secara Politik, dengan Pembentukan Negara West Papua yang Mandiri.

Nilai-Nilai Dasar: HAM (Hak Menentukan Nasib Sendiri), Demokratis, Solidaritas, Kesetaraan, Swadaya. Berikut adalah Landasan Strategi dan Taktik Perjuangan AMP: Landasan Strategi dan Taktik (Stratak) Perjuangan AMP diatur berdasarkan pembacaan situasi obyektif politik, baik situasi politik
(http://ampjogja.blogspot.co.id/2012/05/gerakan-perlawanan-mahasiswa-papua.html)

[6] sara adalah (Suku Ras Agama dan Antar golongan)

 
Design by Muhai Tabuni | Bloggerized by Muhay Tabuni - Pemuda Papua Blogger Themes | Muda Merdeka Papua Indonesia management