|
some where in Jayapura |
Setelah berbincang dengan pakar pengamat gerakan
politik dan senjata di Papua Arnold Kogoya yang juga merupakan salah satu
Lulusan terbaik Universitas Cenderawasih. Kami mendapatkan satu lagi titik
terang tentang keterkaitan dari rangkaian insiden maupun aksi provokasi yang
dilancarkan oleh pihak pengacau keamanan baik yang bersenjata maupun politik.
Dari berbagai data yang berhasil kami dapatkan tentang rangkaian kejadian yang saling berkaitan satu sama lain, Arnold menyampaikan bahwa dirinya menjamin akhir-akhir ini perpecahan antar kubu separatis kian memuncak, hal ini pula dapat di simpulkan akan terjadi pergolakan dan gesekan oleh pemimpin-pemimpin GSP/B di Papua.
Setelah kemarin Kubu Elias Ayakeding memberikan statemen mengenai Pemilu, Keamanan dan keinginan tersembunyinya, tenyata benar saja apa yang kemarin sempat kawan saya Arnold sempat sampaikan bahwa tidak akan lama kubu lainnya akan memberikan penentangan terhadap Elias. "Iya, perang dingin ini sudah dimulai sejak lama dan pagi tadi adalah imbas lainnya dari kubu Matias Wenda, bahkan berawal dari sikap Lambert Peukikir yang sudah mulai sadar diri bahwa dirinya salah dan masih banyak lagi fakta fakta yang tak kami jadikan konsumsi umum." jelas Arnold.
Dapat kita ambil kesimpulan bahwa Kemajuan Papua yang sangat pesat ini sangat mengganggu ketenangan mereka. buktinya setiap kita ingin memajukan dan membangun papua untuk lebih baik, mereka sering kali hadir sebagai pengacau keamanan dan mencegah semua usaha pemerintah. Dari situ sudah bisa kita analisa bahwa gerakan ini tak ingin Papua maju dan lebih baik, mereka tak menghendaki generasi muda Papua makin cerdas, karena apabila itu terjadi maka lankah-langkah politik dan provokasi mereka untuk terus membodohi rakyat Papua tak akan lagi berjalan. ini kan sudah jelas bahwa mereka ingin membutakan rakyat papua dari kemajuan? apakah itu yang mereka katakan Merdeka?
"tanpa harus saya jelaskan satu persatu tentang arti dari Merdeka itu sendiri, saya yakin anda bisa berpikir jernih tentang hal ini." kata-kata itulah yang menutup perbincangan saya dengan kawan lama saya tadi siang di salah satu cafe wilayah kota Jayapura, kata yang simpel tapi menggertak saya dan memaksa berpikir.
Red* Warobay