widget

Senin, 10 Februari 2014

Lindungi Papua

PEMERINTAH Australia terus ngotot membebaskan satu warga negaranya yang telah divonis 20 tahun penjara oleh lembaga penegakan hukum Indonesia  karena terbukti masuk Bali  membawa 4,2 Kg ganja.
Ditegaskan bahwa Sehapelle Leigh Corby  hanya korban. Barang haram itu bukan miliknya, tapi dimasukkan pihak lain ke dalam tas yang bersangkutan sebelum diperiksa petugas bandara di Pulau Dewata.
Sampai hari ini upaya mereka melindungi  anak bangsanya  itu, tetap membara. Sikap pemerintah Indonesia justru meluntur. Bahkan ada skenario membebaskan berdalih demi kemanusiaan.
Bagi kita kesalahan Corby sudah final. Tidak bisa dialibikan sebagai korban sindikat.  Justru yang membuat takjub tertuju pada upaya keras  pemerintah negara tetangga itu. Tak mundur sejengkal pun untuk melindungi segenap rakyatnya.
Bangsa Indonesia menanti-nantikan penguasa yang sah di negeri ini memiliki kemampuan atau keberanian setara Australia. Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan, pemerintah berkewajiban melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Kasus hukuman pancung di Arab Saudi atau hukuman mati di Malaysia dijatuhkan kepada saudara-saudara sebangsa dan setanah air,  tak berdaya dicegah pemerintah Indonesia. Lebih menyesakkan rongga dada ketika menyaksikan diplomat kita di negara yang bersangkutan berbicara bagai tak punya beban.
Bahkan cenderung menyalahkan anak bangsa  sendiri sambil memuji penegakan hukum pada negara tempatnya menjalankan tugas.  Pejabat penyelenggara negara macam apa  mereka itu? Hanya tahu hak tanpa mau betanggung-jawab sesuai amanat undang-undang.
Sebelum mengakhiri masa pemerintahan periode kedua, kita mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama perangkat diplomatnya  mampu melindungi WNI asal Papua yang baru-baru ini jadi korban arogansi tentara Negara Papua Nugini.
Kapal saudara kita itu ditembaki mereka hingga tenggelam. Sejumlah penumpang terjungkal ke laut dan sampai kemarin belum diketahui nasibnya.
Kewibawaan Indonesia harus ditegakkan dengan cara mengedepankan diplomasi, tapa mengharamkan kemungkinan terburuk untuk mengerahkan kekuatan militer ke negara  tetangga sebelah timur itu. Menteri Luar Negeri  Marty M. Natalegawa belum merespons.
Baginya ini adalah tugas yang harus dijalani dengan sepenuh hati seperti  Menteri Luar Negeri Australia yang terbukti mampu membuat pemerintah kita kedodoran dalam perkara Corby.

jangan biarkan OPM meradang

Yapen
Puncak Jaya-  jumat tgl 7 feb 2014 pkl 07.00 WIT, masyarakat di kamp. Kulirik distrik. Muara kab. Puncak jaya di gegerkan oleh adanya pembakaran terhadap honai milik masyarakat an. OLARINGEN yg dilakukan oleh kelompok separatis OPM daerah yambi. seperti yang sempat dilansir oleh beberapa media berita ternama:

www.tribunnews.com

www.kodam17cenderawasih.mil.id

news.liputan6.com


Dari salah satu warga yang tak mau disebitkan namanya mengatakan bahwa dia sempat melihat salah satu pelaku pembakaran yang ia kenal atas nama LERRY MAYU TELENGGEN.

Belum sempat berita ini menyurut kini kelompok separatis ini kembali berulah dengan menghembuskan isu miring kepada warga kampung Sasawa  kabeten Yapen sehingga  menyebabkan beberapa warga mengungsi. Hal ini membuat kegiatan di daerah tersebut terganggu dan mengusik ketenangan masyarakat setempat.

Kepala Suku dan tokoh agama setempat telah menghimbau masyarakat untuk kembali ke rumah masing-masing dan menegaskan kembali bahwa bahwa TNI & Polri utk melindungi masyarakat, bukan memusuhi masyarakat, karena ini hanya akal-akalan serta pembohongan publik oleh kelompok OPM untuk mengaaukan situasi.

Bupati Yapen, tokoh masyarakat serta tokoh agama melaksanakan rekondisi wilayah tersebut agar aktivitas warga kembali normal. seperti yang telah dilansir oleh:

www.kodam17cenderawasih.mil.id dan www.papuapos.com

"Memang situasi seperti ini sering dimanfaatkan oleh kelompok separatis. Hal ini sangat merugikan dan sudah barang tentu meresahkan warga setempat. Namun kebanyakan warga sudah tau akan kebohongan-kebohongan yang sering dilontarkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab seperti mereka. Jadi hanya sebagian warga saja yang se,pat mengungsi, namun sekarang telah kembali ke rumah masing-masing. Kami berharap aparat dan pemerintah segera menyelesaikan masalah ini supaya tidak berlarut-larut." tungkas salah satu tokoh masyarakat kampung Sasawa.

Bentrok warga Timika sebabkan 1 orang tewas

Ilustrasi
TIMIKA - Seorang warga tewas dan beberapa lainnya terluka terkena senjata tajam akibat bentrokan antara dua kelompok warga di Jalan Pattimura, Timika, Mimika, Papua, Minggu (9/2/2014) malam. Informasi yang dihimpun di Timika, bentrokan terjadi sekitar pukul 22.45 WIT, Puluhan orang dari dua kelompok warga yang sudah beberapa kali terlibat bentrok, secara tiba-tiba saling serang di Jalan Pattimura bahkan meluas hingga Jalan Budi Utomo.
Selain seorang warga yang tewas dan dua lainnya tertusuk tombak, dua rumah dibakar massa yang saling serang dengan panah wayar, tombak, dan parang itu. Aparat kepolisian dari Polres Mimika dibantu Brimob Detasemen B Timika yang datang satu jam kemudian langsung berupaya melerai dua kelompok warga bertikai.
John, salah seorang warga Jalan Budi Utomo mengatakan keributan yang berujung bentrok berlangsung tiba-tiba. Ia juga sempat melihat asap hitam membumbung, kemungkinan ada rumah yang dibakar dua kelompok warga bertikai.
"Kejadiannya tiba-tiba saja, tidak ada keributan sebelumnya. Semua ketakutan, jalan langsung sepi. Pedagang kaki lima dan kios langsung tutup," ungkap John.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan dari aparat kepolisian terkait keributan dua kelompok warga yang sudah kesekian kali terlibat bentrok di Timika.

 
Design by Muhai Tabuni | Bloggerized by Muhay Tabuni - Pemuda Papua Blogger Themes | Muda Merdeka Papua Indonesia management