widget

Selasa, 17 Desember 2013

BUKTI NYATA YANG TAK MUNGKIN BISA DI BANTAH

sumber foto : ABC Australia
Danny Kogoya meninggal karena kecerobohannya sendiri,. diketahui dari kesehariannya yang jauh dari kata hidup sehat serta kebiasaan buruknya yang senantiasa mengkonsumsi alkohol (miras) serta kurang menjaga kebersihan yang akhirnya berbuntut kematiannya sendiri,. sempat dilansir di media online tentang kematian Tokoh OPM tersebut yang dinilai sebagai kesalahan aparat dan pemerintah dengan berbagai propaganda dan manipulasi fakta yang sempat bergentayangan di internet tak menyurutkan niat kami untuk selalu mencari fakta demi kebenaran dan keadilan yang sesungguh-sungguhnya di PAPUA.

Tadi pagi saya mendapatkan dokumen AKTA KEMATIAN resmi dari "Papua New Guinea". ternyata didapatkan data aktual penyebab kematian Danny Kogoya tersebut yang lebih disebabkan oleh Kecerobohannya sendiri, dalam surat kematian itu dijelaskan bahwa Danny Kogoya mengalami LIVER KRONIS. Hal ini di kemukakan oleh Medic Center setempat setelah melakukan Autopsi terhadap Jasad Alm. Danny Kogoya.
surat resmi MEDICAL CENTER of PNG

Bukti diatas sekaligus mematahkan pernyataan dari media-media tak bermutu yang menyalahkan pihak lain dan mengkait-kaitkan dengan masalah yang jelas-jelas tak ada hubungannya.

Terkait Penangkapan oleh polisi itu karena yang bersangkutan di curigai sebagai otak penembakan di Jalur Nafri dan Pantai Base-G Jayapura. dalam proses penangkapan Danny Kogoya berusaha menghindar dari polisi sehingga kakinya di terjang timah panas dan mengalami pembengkakan saat perawatan di rumah sakit yang kemudian terpaksa diamputasi. selama proses penyelidikan lebih lanjut, Danny Kogoya di tahan di bebaskan sementara menunggu Perpanjangan masa tahanan dan  Putusan lebih lanjut dengan keadaan Kaki kanan sudah diamputasi. namun Danny Kogoya dengan bantuan rekannya melarikan diri ke Papua New Guinea demi menghindar dari putusan hakim.

Sampai dengan berita kematian Danny Kogoya terbit, Kelompok Politik Separatis selalu Memutar balikkan fakta yang terjadi di lapangan untuk menarik perhatian publik dan Internasional.

Sekarang Apalagi yang akan kamu Kicaukan??? INDONESIA MASIH ADA DALAM RAGAKU MERAH DARAHKU PUTIH TULANGKU, PAPUA TANAHKU.

Published by : Muhai Tabuni for Indonesia

Senin, 16 Desember 2013

Rakyat Papua Kembali di Bodohi KNPB




Masyarakat Papua telah kesekiankalinya diberikan iming-iming oleh segelintir orang seperti Benny Wenda di luar negeri atau Komite Nasional Papua Barat, biasa disebut KNPB yang selalu mengatakan bahwa Papua akan merdeka dalam waktu dekat, namun hingga saat ini jauh dari kenyataan, bahkan sangat merugikan yang menyita waktu dan tenaga masyarakat dan generasi muda dalam membangun Papua.

Jika beberapa waktu lalu dilakukan peresmian Kantor Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Oxford, London, maka giliran bulan depan, tepatnya tanggal 15 Agustus 2013 mendatang, akan diresmikan Kantor OPM di Negara Kerajaan Belanda. Padahal kita semua tahu bahwa Dubes Inggris untuk Indonesia Mark Canning, mengatakan Pemerintah Inggris menegaskan kembali sikapnya yang tidak mendukung kemerdekaan provinsi Papua dan Papua Barat.

Negeri Ratu Elizabeth pun mengomentari kehadiran Dewan Kota Oxford tempat kantor perwakilan OPM. “Mengenai kehadiran anggota Dewan Kota Oxford dalam pembukaan perwakilan itu, Pemerintah Inggris menegaskan pula bahwa Dewan Kota Oxford tidak mempengaruhi kebijakan politik luar negeri Inggris dan memandang bahwa keputusan untuk membuka kantor dimaksud sepenuhnya adalah keputusan Dewan kota Oxford,” jelasnya.

Sementara terkait rencana pendirian kantor OPM di Belanda, Juru Bicara (Jubir) Komite Nasional Papua Barat(KNPB) Wim Rocky Medlama, pemerintah Belanda dan para diplomat yang berada di luar negeri atau di Negara yang pernah menjajah pemerintah Republik Indonesia (RI) ini, mereka telah mendorong pendirian kantor OPM tersebut. Namun ketika dikonfirmasi, Medlama tidak bisa menjelaskan secara detail, siapa yang mendukung pembukaan kantor tersebut, apakah Pemerintah Belanda atau hanya segelintir orang saja yang notabene juga hanya sebuah LSM tidak mewakili sebuah pemerintahan. Hal tersebut membuat pertanyaan bagi masyarakat Papua apa betul Belanda mendukung, atau hanya tipu-tipu saja, mengingat setiap agenda KNPB hanya merupakan agenda provokasi saja, tidak pernah terwujud dan selalu jauh dari kenyataan.

Selain itu Medlama mengakui, kunjungan Duta Besar Belanda ke Papua tetap menyatakan bahwa mendukung Papua tetap dalam NKRI, namun kembali Wim tidak kesatria dan memutarbalikan fakta bahwa itu merupakan trik politik yang sedang dimainkan oleh setiap negara. Padahal secara tersirat Pemerintah Belanda tidak setuju dengan Perjuangan Papua merdeka, meskipun ada rencana pembukaan kantor OPM di Beelanda.

Belanda walaupun melalui Dubes mengatakan demikian, namun Wim yakin bahwa Negara yang merupakan ayah dari rakyat West Papua itu akan tetap meresmikan kantor OPM di Negara itu. Tetapi anggapan Wim tersebut sebenarnya dapat terbantah dengan pernyataan mantan tokoh besar OPM yang telah sadar dan kembali ke NKRI Nicholas Jouwe bahwa awal perjuangan Papua Merdeka yang ia lakukan merupakan konsep dari Belanda yang seolah-olah akan mendirikan negara sendiri. “Belanda menyuruh saya untuk membuat bendera, lambang negara, lagu kebangsaan dan menyiapkan dokumen-dokumen untuk persiapan berdirinya sebuah negara. Setelah semua itu saya siapkan ternyata tidak ada satu negarapun yang mendukung perjuangan saya, justru semua negara tetap menyatakan bahwa Irian Barat bagian dari wilayah Indonesia”.

Beberapa tokoh masyarakat Papua juga telah memberikan warning, salah satunya Frans Rumbobiar yang mengatakan “hati-hati terhadap aksi tipu KNPB atau siapapun yang seolah-olah memperjuangkan rakyat Papua untuk merdeka, namun sebenarnya mereka mementingkan diri sendiri dan merugikan masyarakat Papua yang sedang semangat membangun Papua”.

SEPARATIS PAPUA MULAI PECAH DAN SALING MENEKAN SATU SAMA LAIN

ilustrasi

Kemajuan pembangunan dan teknologi Papua kian Pesat dan memberikan wajah baru bagi Papua, terbukti dengan banyaknya media sosial dan alat komunikasi canggih tersebar di Papua, hal ini menunjukkan bahwa pembangunan Papua sudah berjalan dengan baik, tinggal bagaimana kita menyaring mana yang baik dan mana yang berdampak negatif.

Seiring dengan itu semua, masih ada Kelompok ataupun golongan yang memanfaatkan situasi ini dengan membuat adu domba dan manipulasi data, serta tameng untuk menyelamatkan diri. Seperti yang telah dilakukan kelompok separatis baru-baru ini, mereka memalsukan surat instansi resmi negara untuk menjadikan tameng dari serangan kelompok separatis lainnya.

Informasi tentang Pecahnya Kelompok separatis Papua ini membuat sebagian kelompok menjadi resah, sehingga memberikan pukulan batin dan menyebabkan banyak Pentolan OPM kembali ke pangkuan NKRI. Adapun mantan petinggi OPM seperti Nicholas Jouwe, Engga Kiwo, Nick Messet dan yang lain telah menyatakan diri untuk kembali ke Pangkuan ibu pertiwi, namun setelah ditelisik ternyata bagi mereka begitu berat perjuangan untuk kembali ke NKRI, mereka mendapat banyak tantangan seperti  kecaman bahkan ancaman yang di terima dari kelompok separatis lainnya.

Hal ini memicu keresahan dan ketakutan beberapa anggota separatis yang ingin kembali ke NKRI terutama dengan adanya Surat palsu yang seakan-akan diterbitkan Instansi Keamanan setempat dengan dalih jaminan keamanan agar tidak ada upaya ancaman keamanan oleh kelompok lain. Namun ada tangan tangan yang tidak bertanggung jawab yang memanipulasi fakta yang terjadi dengan tema berita yang berbeda.

Miris memang,.. tapi itulah yang terjadi di Papua.. Saudara kita yang seharusnya menginginkan Kembali menggenggam dan mencium sang merah putih, terhalang oleh ancaman dan propaganda separatis lainnya.. Selama ini mereka meneriakkan Kebebasan untuk memilih, namun mereka juga mengharuskan untuk tetap di jalan yang salah. Semoga Papua selalu dalam lindungan Tuhan.

Minggu, 15 Desember 2013

Sejarah Hari Juang Kartika

Hari Juang Kartika diinspirasikan dari perjuangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang bertugas dan bertanggung jawab atas keamanan masyarakat Indonesia dan menjaga kehormatan Negara NKRI.

Konon sebagai dampak kekalahan dalam Perang Dunia II, Jepang menyerahkan negara jajahannya termasuk Indonesia kepada Sekutu. Tentara sekutu masuk Semarang tanggal 20 Oktober 1945 dipimpin Jenderal Bethel dengan misi utama Sbb :


1. Melucuti senjata pasukan Jepang.
2. Membebaskan tentara sekutu yang ditahan Jepang selama PD II
3. Menjaga keamanan dan kententraman dengan tidak mengganggu kedaulatan RI.

Pada kenyataanya, sekutu yang diboncengi Belanda, bertindak arogan dan berupaya menancapkan kembali kolonialisme di Indonesia. Hal itulah yang menyulut kemarahan Bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Ambarawa dan sekitarnya. Insiden Air di Ambarawa, penyerangan sekutu terhadap markas-markas TKR, penyiksaan dan pembunuhan terhadap rakyat memunculkan semangat nasionalisme dan patriotisme seluruh rakyat Indonesia untuk mengusir sekutu di Bumi Ambarawa.

Kolonel Sudirman sebagai Komandan Divisi V turun ke medan laga Ambarawa memimpin pertempuran pada tanggal 11 Desember 1945, Kolonel Sudirman memanggil seluruh Komandan Sektor TKR maupun kelaskaran untuk membahas rencana serangan umum dengan menghasilkan keputusan :

1. Siasat yang digunakan dalam perang Ambarawa yaitu, cepat, cerdik, serentak di segala sektor pada jam dan detik yang sama.

2. Serangan dimulai pukul 04.30 pada tanggal 12 Desember 1945.

3. Taktik dan strategi yang digunakan adalah “Supit Urang”

Dalam penerapannya, taktik “Supit Urang” adalah gerakan pendobrakan oleh pasukan pemukul dari arah Selatan dan Barat ke arah Timur menujun Semarang. Gerakan tersebut diikuti dengan gerakan penjepitan dari lambung kanan dan kiri sebagaimana halnya seekor udang menjepit mangsanya, untuk selanjutnya supit bertemu di bagian luar Ambarawa ke arah Semarang. Pasukan yang dikerahkan dalam pertempuran Ambarawa adalah Sbb :
Resimen Kedu Tengah. Dipimpin oleh Letkol M. Sarbini beranggotakan 3 pasukan Batalyon yang masing-masing dipimpin oleh Mayor Suryo Sumpeno, Mayor Kusen dan Mayor A. Yani.
Divisi V Purwokarto terdiri dari pasukan Batalyon 1 Resimen II Cilacap dipimpin Mayor Sugeng Tirtosewoyo; Batalyon 2 Resimen II Sumpyuh dipimpin Mayor Imam; Batalyon 1 Resimen I Purwokerto dipimpin Mayor Androgi; Batalyon 4 Resimen 1 Banyumas dipimpin Mayor Taram; Batalyon 4 Resimen 1 Kmanjen dipimpin Mayor Wasis; Batalyon 2 Resimen Purwokerto dipimpin Mayor Dirman.
Divisi IX Yogyakarta terdiri dari Batalyon 10 dipimpin Mayor Suharto; Batalyon 8 dipimpin Mayor Sarjono; Batalyon 20 dipimpin Mayor Pranoto Reksosamodra; Batalyon 24 dipimpin Mayor Ismullah; Batalyon 17 dipimpin Ngatijo.
Divisi X Surakarta dipimpin Letkol Sunarto Kusumodiharjo dan Letkol Suadi Suromiharjo.
Divisi IV Salatiga terdiri dari; Batalyon 1 Salatiga dipimpin Mayor Sutarto; Batalyon 2 Kopeng dipimpin Mayor Ashari; Batalyon 3 Ambarawa dipimpin Mayor Sumarto; Batalyon 4 Ungaran dipimpin Mayor Wahyu Rochadi.
Diperkuat pula oleh yang tergabung dalam Badan-Badan kelaskaran yaitu Tentara Rakyat Mataram (TRM), Barisan Macan, Laskar Rakyat, BPRI dan Angkatan Muda Republik Indonesia.

Penyerangan dadakan yang dilakukan TKR dibantu segenap komponen rakyat Indonesia mengakibatkan sekutu kalang kabut, pertempuran Ambarawa yang berlangsung dari tanggal 12 sampai 15 Desember 1945 berhasil memukul mundur sekutu dari Ambarawa.

Heroisme yang ditunjukkan TNI AD (TKR saat itu) dengan seluruh unsurnya dengan senjata dan peralatan seadanya didukung rakyat melalui Tata Yudha Semi Modern dan Taktik Supit Urang berhasil secara gilang gemilang mengusir sekutu dari Bumi Indonesia.

Rabu, 11 Desember 2013

BEM UNCEN : Waspadai Provokasi KNPB

Masih Hangat di Hati kita tentang Peningkatan dan percepatan pembangunan di Prov. Papua dan Papua Barat yang terus diupayakan Pemerintah Pusat baik dengan kebijakan Otsusnya, UP4B dan rencana UU Pemerintahan Papua (Otsus plus). Hal tersebut menandakan bahwa Pemerintah sangat serius menyelesaikan permasalahan Papua, namun masih ada beberapa elemen masyarakat maupun Mahasiswa yang belum paham tentang kebijakan-kebijakan peningkatan kesejahteraan dan pembangunan Papua.
Rencana dikeluarkannya UU Pemerintahan Papua atau disebut sebagai Otsus plus mendapat resistensi oleh beberapa kalangan di Papua. Gerakan Mahasiswa Papua Pemuda dan Rakyat Papua (Gempar) yang mengklaim dari berbagai elemen mahasiswa diantaranya Badan Esekutif Mahasiswa (BEM) STIE Port Numbay, Stikom, Umel Mandiri, STT GKI, Fisip Uncen, Uncen, UOG, UST, HMF Fak-Fak melakukan pememalangan gerbang Utama kampus tanggal 6 November 2013.
Pemalangan itu dilakukan karena mahasiswa menilai oknum maupun lembaga pendidikan Universitas Cendrawasih (UNCEN) terlibat dalam pembunuhan sistematis terhadap rakyat Papua. UNCEN terlibat secara tidak langsung melalui persiapan dan sosialisasi draft Otonomi Khusus dan Otonomi Khusus Plus.

Aksi pemalangan tersebut mengakibatkan kegiatan kampus terhenti dan beberapa mahasiswa merasa dirugikan. Salah satu mahasiswa Uncen, Fransciskus menyampaikan sebaiknya teman-teman mahasiswa tidak demonstrasi masalah politik dan melakukan pemalangan di kampus, karena akan menghambat proses belajar mengajar dan sangat merugikan mahasiswa sendiri.
Sehari setelah aksi pemalangan, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Cenderawasih (BEM Uncen) Paulus Numberi, mengatakan, pihaknya tidak sepaham dengan aksi-aksi pemalangan kampus yang dilakukan oleh oknum mahasiswa selama beberapa waktu ini.
“Saya sebagai Ketua BEM Uncen tidak mendukung aksi pemalangan kampus karena bagi saya, hal ini merugikan aktivitas kampus,” kata Paulus ke wartawan, saat jumpa pers di Prima Garden Cafe di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Kamis (7/11).
Menurut Paulus, bila ada teman-teman BEM Uncen yang ingin melakukan aksi ini sebenarnya pihaknya harus tahu, tapi sampai saat ini dirinya tidak tahu tentang aksi ini. “Sebagai mahasiswa yang intelek, saya ingin supaya dalam menyampaikan aspirasi dengan cara yang baik-baik, tidak dengan cara demo seperti yang sekarang dilakukan teman-teman GempaR yang berdampak pada lumpuhnya aktivitas kampus sekarang. Dan kami tak tergabung dalam kegiatan ini,” katanya.
“Saya tidak mau mereka dikatakan seluruh mahasiswa Uncen, mereka adalah oknum. Karena mereka-mereka ini bukan bertindak atas dasar aspirasi seluruh mahasiswa Uncen, hanya bertindak demi kepentingan sekelompok orang, segelintir mahasiswa dan mungkin saja ini hanya kepentingan-kepentingan luar yang dibawa oleh mereka dan mengorbankan mahasiswa yang lain,” kata Wakil Presiden BEM Uncen, Alberth Prawar.

Di tempat yang sama, Sekertaris Umum BEM Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uncen, Fred Reinhard Awom juga mengatakan hal yang sama. Pihaknya dan beberapa petinggi BEM fakultas tak mendukung kegiatan ini. Sebenarnya, pihaknya dapat melakukan dalam hal-hal yang baik seperti membentuk forum untuk diskusi agar tidak merugikan pihak lain. “Kami dari BEM FKIP Uncen tidak sepaham dengan aksi-aksi yang dilakukan oleh teman-teman gabungan BEM yang ada di Kota Jayapura beberapa waktu ini,”.
Pernyataan ketua BEM Uncen dan Sekretaris Umum BEM FKIP menandakan bahwa apa yang disampaikan oleh Kordinator Gempar, Yason Ngelia yang merupakan mahasiswa Uncen tidaklah benar. Fred Reinhard Awom menegaskan, Yason Ngelia bukan anggota BEM Uncen, jadi di keliru jika BEM Uncen ikut bergabung dengan Gempar. “ada pihak-pihak dari luar kampus yang sengaja memanfaatkan mahasiswa Uncen untuk memperkeruh situasi Papua”.
Sebelumnya, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam GempaR ditahan aparat Kepolisian Resort Kota (Polresta) Jayapura pada saat melakukan demonstrasi menolak kebijakan Otsus Plus yang akan diterapkan di Papua. Mereka ditangkap saat berorasi di halaman Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP), di Kotaraja, Kota Jayapura, Papua, Kamis (7/11). Dalam keterangannya, Kabid Humas Polda Papua, AKBP Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan Aksi mereka ini mengakibatkan banyak mahasiswa yang tidak melaksanakan aktivitas kuliah, maupun para pekerja di Kampus Uncen, itu dari pagi hingga sore menjelang malam, kemudian mereka melakukan aksi di Kantor MRP, padahal pihak Polda belum meterbitkan STTP, sehingga kami amankan karena telah mengganggu ketertiban umum.
Beberapa mahasiswa Uncen juga memberikan pernyataan bahwa aksi pemalangan di Kampus Uncen dan aksi Tolak Otsus plus merupakan ulang pihak-pihak di luar kampus, bahkan beberapa aktivis gempar berkomunikasi dengan Komite Nasional Papua Barat. Salah satu mahasiswi Uncen yang tidak mau disebutkan namanya menyampaikan bahwa aksi pemalangan inisiatornya adalah aktivis KNPB yang sengaja memperkeruh sitiasi kampus, karena kampus dianggap sebagai kaki tangan NKRI. “sebaikanya mahasiswa fokus belajar dan membangun Papua” tegasnya.

Misool, pesona selatan Raja Ampat

Kab. Raja Ampat Papua Indonesia
Raja Ampat Pulau dengan seribu keindahan. Pemkab Raja Ampat selaku penyelenggara ‘Festival Bahari Raja Ampat‘ yang dipusatkan Wasai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat yang terletak di pulau paling besar, Waigeo. Ini memang lebih pada kegiatan seremonial yang dibuka Bupati. Tak ada yang salah sekalian menikmati acara acara hiburan, tari dan aneka ragam makanan dari suku suku yang tersebar di kepulauan Raja Ampat. Ini memang bisa digambarkan sebagai mini Indonesia, karena keragaman suku, agama, dan bahasa. Bagian selatan kepulauan yang dipengaruhi Islam dan Utara yang Kristen. Bahkan salah satu atraksi dari masyarakat setempat, ditampilkan Reog Ponorogo ! Usut punya usut ternyata banyak pendatang asal Trenggalek Jawa timur yang merantau ke Sorong dan tinggal sebagai pekerja di Pulau Waigeo.

Sejak pemekaran Kepulauan Raja Ampat menjadi kabupaten, Wasai dibangun dari sebuah desa kecil di hutan belantara di Pulau Waigeo. Mau tidak mau, hutan lindung di babat untuk membelah pulau. Ketika saya disana, jalanan lebar hot mix sedang dibangun untuk menghubungkan pelabuhan baru. Demikian pula gedung gedung pemerintahan, dan hotel hotel bermunculan.
Satu yang membuat saya risau. Semoga aspek modernitas ini tidak menggerus alam dan ekosistem bahari. Bukankah ini yang membuat Raja Ampat menjadi icon bahari di Indonesia .

Berdasarkan sejarah, di Kepulauan Raja Ampat terdapat empat kerajaan tradisional, masing-masing adalah kerajaan Waigeo, dengan pusat kekuasaannya di Wewayai, pulau Waigeo; kerajaan Salawati, dengan pusat kekuasaan di Samate, pulau Salawati Utara; kerajaan Sailolof dengan pusat kekuasaan di Sailolof, pulau Salawati Selatan, dan kerajaan Misol, dengan pusat kekuasaan di Lilinta, pulau Misol.
Penguasa Kerajaan Lilinta/Misol (sejak abad ke-16 bawahan kerajaan Bacan):
  • Abd al-Majid {1872-1904)
  • Jamal ad-Din (1904-1945)
  • Bahar ad-Din Dekamboe (1945 -1972 )
Penguasa Kerajaan Waigama (sejak abad ke-16 bawahan kerajaan Bacan):
  • Abd ar-Rahman (1872-1891)
  • Hasan (1891/1900-1916)
  • Syams ad-Din Tafalas (1916-1953)
Penguasa Kerajaan Salawati (sejak abad ke-16 bawahan Kesultanan Ternate):
  • Abd al-Kasim (1873-1890)
  • Muhammad Amin (1900-1918)
  • Bahar ad-Din Arfan (1918-1935)
  • Abu’l-Kasim Arfan (1935-?)
Penguasa Kerajaan Waigeo (sejak abad ke-16 bawahan Kesultanan Ternate):
  • Gandżun (1900-1918)

Kehidupan hayati dan biota laut Raja Ampat paling kaya dan beranekaragam dari seluruh area taman laut di wilayah segitiga koral dunia, Philipina – Indonesia – Papua Nuigini. Segitiga coral ini merupakan jantung kekayaan terumbu karang dunia yang dilindungi dan ditetapkan berdasarkan konservasi perlindungan alam Internasional. Dari Wasai mari kita lanjutkan perjalanan yang sesungguhnya menuju Misool, sebuah pulau besar dengan beberapa pulau pulau kecil yang berserakan di sekelilingnya. Kepulauan Raja Ampat terletak di barat laut kepala burung Pulau Papua, dengan kurang lebih 1500 pulau kecil dan atoll serta 4 pulau besar yang utama, yakni Misol, Salawati, Bantata dan Waigeo. Luas area ini kurang lebih 4 juta hektar persegi darat dan lautan – termasuk sebagian teluk Cendrawasih – membuatnya sebagai taman laut terbesar di Indonesia.

Pulau kecil ini sangat indah, dengan bukit dan laguna pasir putihnya membentang di depan cotagges cottages yang seakan membius dengan pesona alamnya. Sebuah jembatan kayu menghubungkan antara dermaga, dengan dive centre dan sisi cottages sebelah depan dengan restaurant tepat di tengah pulau. Dari sana ada jalan mengarah atas bukit untuk menuju sisi cotagges di balik pulau.

Resor yang dikelola oleh pasangan dari Inggris ini memang menakjubkan. Disain struktur bangunan menggunakan bahan ( termasuk kayu ) yang ramah lingkungan dan menekan sedikit mungkin kerusakan alam. Butuh waktu 2 tahun untuk membangun, karena mereka konsisten memakai kayu kayu yang bukan dari hasil tebangan. Mereka membeli kayu dari pohon pohon yang rubuh atau mengumpulkan dari yang hanyut di laut lepas.
Pemakaian sabun yang mengandung antiseptik di haramkan selama berada di Misool Eco Resort. Ini karena limbah buangannya bisa membunuh kehidupan terumbu karang di sekitarnya. Mereka juga tidak menyediakan ikan ikan karang seperti kerapu kepada tamu tamunya karena tergolong ikan ikan langka.

Selain itu Misool Eco Resort melakukan kesepakatan dengan penduduk adat di sekitarnya untuk menjaga ekosistem terpadu yang disebut No Take Zone. Mereka menyewa wilayah seluas 425 km persegi di sekitar pulau Batbitim untuk melarang eksploatasi pengambilan apapun dari laut, termasuk memancing ikan, berburu kerang, telur penyu, sirip ikan hiu dan lain lain.
Patroli yang disebut Ranger Patrol secara rutin berputar menjaga dengan kapal boat di wilayah yang luas itu.
Barangkali yang membuat resor ini berbeda adalah, bagaimana melibatkan penduduk adat sekitarnya untuk mendapatkan keuntungan dari pengelolaan resort. Sebagian besar pegawai berasal dari kampung Yellu, pulau terdekat. Menaikan taraf hidup dan pemasukan mereka tanpa harus merusak alam.
Ada sekitar 60 dive site di sekitar Misool Eco Resort yang umumnya bisa dicapai antara 10 menit sampai 1 jam dari dermaga. Termasuk Fiabacet, Boo, Magic Mountain, Yilliet, and Gorgonian Passage yang luar biasa indahnya. Ini diluar beberapa tempat yang masih dieksplorasi lagi.
Bahkan di bawah dermaga resort, begitu banyak ikan ikan, batfish, black / white tips shark yang masih kecil sampai sweetlips dan sniper. Yang paling utama kita bisa melihat atraksi school of jack – seperti di tulamben, Bali – yang selalu berada di sana. Berputar meliuk liuk mengucapkan selamat datang kepada para tamu. Tak bosan bosannya saya melakukan penyelaman di sini, karena penyelaman di dermaga bebas , di luar paket menyelam keluar pulau.

Memang karakteristik penyelaman di seputar Misool agak berbeda dengan daerah utara seperti di Kri misalnya. Disini – walau ada – tetapi tak mudah menemukan mahluk kecil untuk macro photography. Umumnya memang obyek obyek wide shoot photography. Terumbu karang yang terhampar bagai permadani dan hutan sea fans di sana sini. Tentu saja dengan jumlah ikan ikan beraneka ragam yang begitu banyak.

Ini memang konskuensi dari kehidupan terumbu karang yang relatif sehat dan subur, seperti adagium No Corals life No fish. Ya, terumbu karang adalah rumah bagi hayati bawah laut. Sumber plankton bagi makanan ikan. Jika mereka dihancurkan, sudah semestinya tak ada ikan yang tinggal di sana.

Tak ada pesona bawah laut seindah di sini. No questions. berharap tidak ada yang akan berubah di Misool sampai akhir jaman. Kehidupan ini terlalu berharga untuk dihancurkan dengan alasan modernisasi.
Save Misool Island For Indonesia. Tentu saja, hal ini akan membuat semua orang yang pernah mengunjungi Misool akan kembali ke sini. Someday. Somehow.











Alur transportasi menuju Misool : Bila menggunakan pesawat udara, lebih dulu menuju Kota Sorong Setelah itu, dari Sorong perjalanan ke Waisai dilanjutkan dengan transportasi laut. Sarana yang tersedia adalah kapal cepat berkapasitas 10, 15 atau 30 orang. Dengan biaya sekitar Rp. 2-3 juta, Waisai dapat dijangkau dalam waktu 1,5 hingga 2 jam.

Minggu, 01 Desember 2013

Mari Kita Cegah HIV AIDS di Papua Mulai dari sekarang

       Seperti yang kita ketahui bersama, 1 Desember adalah Hari peringatan HIV-AIDS sedunia. mari kita sedikit menelisik peranan Panitia Pertemuan Pemangku Kepentingan untuk Percepatan Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS di Tanah Papua guna menanggulangi masalah ini sampai pada akarnya sehingga kita bisa menyusun rencana aksi yang bisa menjawab permasalahan sekaligus menyentuh seluruh masyarakat sampai di kampung-kampung. sejak kasus pertama dilaporkan 18 tahun silam sebanyak tujuh kasus dan jumlah kasus HIV-AIDS di Papua saat ini sudah lebih dari empat ribu.

HIV, virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, kontan masuk jajaran salah satu pembunuh manusia terbesar sepanjang jaman. Maka tak heran ketika kalender menjejak tanggal Satu Desember-hari anti HIV/AIDS sedunia-, orang ramai-ramai turun ke jalan, membuat seminar hingga menggelar pertunjukan yang intinya menyerukan ajakan untuk meredam penyebaran virus maut ini.

Di Belanda sendiri peringatan hari anti HIV/AIDS sedunia itu sudah digeber sejak satu pekan sebelum tanggal Satu Desember. Dihentak lewat pagelaran Dance4Life yang kemudian disambung dengan berbagai acara khusus yang membahas HIV/AIDS. Puncaknya beberapa lokasi di Amsterdam dilaksanakan acara unjuk kepedulian terhadap penderita HIV/AIDS, serta upaya pencegahan maupun penanggulangan penyebaran HIV/AIDS. Kota-kota besar di Eropa juga diselenggarakan acara serupa. Aksi lain yang dilakukan berupa mengenakan pita merah tanda peduli. Bono, musisi terkenal U2 membuat himbauan via internet. Ia meminta perhatian atas wabah HIV/AIDS terutama di Afrika. AIDS di Belanda tahun 2006 membunuh 80 orang. Ini turun drastis dibanding akhir 90an yang menewaskan 444 orang.

Bagaimana dengan Papua? Menyikapi hal ini, yang terpenting yang bisa dilakukan adalah percepatan aksi pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS. Tiga hal yang bisa diterapkan: 
Pertama, Sadar diri akan Resiko HIV-AIDS khususnya pemuda yang jiwanya masih bebas dan ingin mengenal segala hal. Apalagi yang terkait langsung dan mempunyai potensi besar mengakibatkan terjangkitnya Virus HIV-AIDS. maka hindarilah sex bebas, penggunaan jarum suntik secara bergaitian dan pemasangan tatto dengan jarum yang tidak steril.
Kedua, memberikan penyuluhan tentang HIV-AIDS secara intens khususnya untuk daerah yang memiliki potensi besar berkembangnya Virus berbahaya ini, serta memberikan himbauan kepada yang tidak terjangkit agar tetap menjaga komunikasi sosial agar ODHA tidak merasa terkucilkan dan terasing.
Ketiga, mempertahankan dan menekan jumlah penderita HIV-AIDS dengan menjaga kedua 

"Informasi yang harus sampai ke masyarakat adalah pengetahuan tentang hidup sehat, upaya pencegahan penyakit menular termasuk HIV, gizi, rumah sehat, pendidikan dasar, dan ekonomi. Informasi harus disampaikan secara besar-besaran dan benar-benar sampai ke masyarakat.
Untuk itu, pengembangan program pendidikan yang disiarkan melalui media massa bisa di maksimalkan oleh instansi terkait.
Tujuan kegiatan ini adalah mempromosikan hasil-hasil penanggulangan AIDS, mensosialisasikan inovasi baru program penanggulangan AIDS yang berorientasi pada penanganan pada akar masalah dan pengintegrasian sistem pelayanan kesehatan masyarakat.

 
Design by Muhai Tabuni | Bloggerized by Muhay Tabuni - Pemuda Papua Blogger Themes | Muda Merdeka Papua Indonesia management