widget

Jumat, 26 Februari 2016

'Nge-Lem' : Anak-anak "Aibon" di Papua Butuh Perhatian




Bagi kaum anak jalanan, aktifitas 'Ngelem' menjadi sesuatu yang tidak asing. Seperti Narkoba, Banyak sudah korban akibat penyalahgunaan Lem tersebut, yang fungsinya sebenarnya untuk merekatkan benda. seperti mengelem sepatu, kayu, menempel ban kendaraan, dan masih banyak lagi kegunaanya. Kondisi tersebut kian hari kian memprihatinkan, aktifitas Ngelem bukan hanya dilakukan oleh anak jalanan, malahan sudah merambah para pelajar yang masih sangat belia. Aktifitas yang awalnya hanya coba-coba, dan berakhir menjadi candu yang sulit ditinggalkan. Tindakan apa saja yang sudah dilakukan pemerintah sampai saat ini?

Beberapa hari yang lalu redaksi kami mendapati sekumpulan anak kecil dan ada juga yang beranjak dewasa di beberapa titik pinggir jalan kota Jayapura, kawasan pelabuhan dan sekitar pasar lelang hamadi. Tampak mereka sedang menghirup lem “Ngelem” dengan ekspresi wajah yang seakan menikmati aroma lem tersebut . Fenomena seperti ini membuat kondisi sosial Kota Jayapura khususnya yang berkaitan dengan masa depan pemuda yang terkontaminasi kebiasaan buruk seperti ini.  Bebasnya Penjualan barang tersebut memicu merebaknya kebiasaan seperti ini dan membuat aparat kesulitan, padahal jelas si penjual tahu barang tersebut disalahgunakan dalam penggunaanya.

Kami akan membahas sedikit tentang Lem yang bila disalahgunakan akan sangat berbahaya bagi kesehatan, tulisan ini bukan untuk menjatuhkan Merk dagang tertentu, tapi lebih kepada bagaimana melakukan pencegahan agar tidak di salahgunakan oleh pembelinya, mengingat korbanya sudah banyak berjatuhan. Jika kita menelusuri melalui internet dengan keyword 'Ngelem', ternyata banyak sekali link yang mengupas bagaimana berbahayanya lem tersebut jika digunakan tidak pada peruntukanya. Sejak tahun 2011 sudah banyak media atau blog yang melaporkan tentang bahaya Ngelem yang didominasi oleh remaja putus sekolah maupun yang masih duduk di bangku sekolah.

Bahan Pembuat Lem

Bahan pembuatan Adhesive atau lem, ditulis disalah satu blog, pembuatan lem tsb banyak mengandung bahan yang sangat berbahaya. Dan terdapat  beberapa bahan kimia seperti Trichloroethylene dan Toluene. Berikut sedikit indikasi yang disebabkan oleh behen kimia tersebut :
Trichloroethylene :Liquid Chemical tsb jika terhirup dalam jangka waktu yang lama dapat memicu terjadinya kanker dan kerusakan pada syaraf (Sumber data MSDS). Selain baunya yang sangat menyengat, jika terkena kekulit langsung, bisa menyebabkan iritasi. Trichloroethylene biasanya digunakan untuk membersihkan sisa resin agar tidak mengeras pada selang atau tabung. Resin sendiri digunakan sebagai isolator suatu produk agar tidak terjadi hubungan pendek antara komponen di dalamnya. Penggunaannya sendiri dengan cara di tuang dan di alirkan ke seluruh selang yang dilalui oleh resin, sehingga sisa resin dapat keluar dan komponen dalam mesin bisa bersih.  Jadi intinya barang tsb sangat berbahaya apabila digunakan tanpa mengikuti aturan yang dianjurkan, seperti pemakaian masker khusus, kacamata safety, sarung tangan karet serta intruksi dalam penempatanya.

Efek yang ditimbulkan jika Menghirupnya

Trichloroethylene digunakan dlm industry pelumas logam dan industry dry clean. Juga dalam tinta cetak, cat pernis, perekat, tinta mesin fotokopi, printer, dan serbuk halus kertas. Cairan pengoreksi tulisan juga bisa melepaskan Trichloroethylene ke udara. Trichloroethylene berpotensi menyebabkan kanker. Trichloroethylene mampu memberikan efek akut dan kronis bagi manusia yang terpajani olehnya. Trichloroethylene yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menyerang sistem syaraf pusat manusia dengan symptoms seperti kehilangan keseimbangan, sakit kepala, mudah bingung, euforia, hilangnya gairah/semangat, dan lemah/lesu.

Target organ lain dari gangguan pajanan senyawa ini yang dilaporkan di antaranya adalah hati, ginjal, sistem imun dan kelenjar endokrin. Selain itu, pajanan Trichloroethylene juga dilaporkan dapat mengganggu perkembangan tubuh manusia. Ada suatu studi epidemiologi yang melaporkan bahwa pajanan Trichloroethylene berhubungan dengan kejadian kanker pada manusia, terutama di ginjal, hati, leher, dan sistem limfe. Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan meningkatnya risiko tumbuhnya benigna pada ginjal, paru-paru, hati, limfe, dan testis. (Sumber di sini)

Sama seperti narkoba pada umumnya, efek 'Ngelem' akan menyerang susunan saraf di otak sehingga bisa menyebabkan kecanduan. Dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan otak, sementara dalam jangka pendek risikonya adalah kematian mendadak (Sudden Sniffing Death). Seseorang yang 'Ngelem' atau menghirup uap lem hingga mabuk, efeknya hampir mirip dengan jenis narkoba yakni menyebabkan halusinasi, sensasi melayang-layang dan rasa tenang sesaat meski kadang efeknya bisa bertahan hingga 5 jam sesudahnya. Karena keasyikan ngelem ini kadang-kadang perut tidak merasa lapar meski sudah jamnya makan (sumber di sini).

Melakukan perhatian khusus terhadap Anak

Orang tua pastinya tidak ingin anaknya terjerumus kepada masalah seperti narkoba, atau sejenis barang berbahaya lainya. Maka hendaknya kondisi tsb harus segera dilakukan penanganan, melakukan pengamatan dan memperhatikan betul kondisi anak, bagaimana perubahan fisiknya setiap hari, perilaku dan siapa temannya. Ini bukan mencurigai anak, tapi setidaknya dengan mengetahui dengan benar kondisi anak dan siapa saja teman bergaulnya, itu saja sudah salah satu cara atau bentuk perhatian kita terhadap mereka.

Di rumah kita bisa mengawasi segala gerak geriknya, tetapi ketika sekolah kita hanya mengantungkan tanggung jawab kepada gurunya. Sering terjadi orang tua dipanggil ke sekolah karena ada masalah pada anaknya, orang tua hanya tau anaknya berangkat ke sekolah dan pulang tepat waktu sampai dirumah. Pada kasus kebanyakan, anak tidak masuk sekolah, bisa karena banyak masalah di keluarga atau di Sekolah. Sedikit saja bisikan itu datang, anak akan mudah terjerumus dalam pergaulan dan lingkungan bermain yang tidak sehat. Ngelem adalah aktifitas kebanyakan pelajar yang salah dalam bergaul, kurangnya perhatian orang tua menjadi salah satu faktor si anak kenal dengan hal-hal diluar dari perkiraan kita.

Lem sangat berbahaya jika pemakainya disalahgunakan, dan buktinya memang demikian adanya. Hal ini yang seharusnya juga mendapat perhatian lebih dari orang tua karena akibat yang ditimbulkan sama dengan jenis Narkoba. Barang berbahaya tsb lebih banyak digunakan oleh kalangan pelajar tingkat pertama, bahkan di beberapa daerah sudah menjalar dikalangan pelajar tingkat dasar (SD).

Sungguh ironis jika Pemerintah gencar melakukan pemberantasan narkoba, justru ada barang yang lebih berbahaya dan terbukti disalahgunakan tapi tidak ada tindakan konkrit yang dilakukan. karena tidak termasuk jenis narkoba maka tidak ada undang-undang yang bisa menjerat para pengguna barang berbahaya tsb. Jika ditelusuri penggunaan Lem berbahaya ini banyak terjadi bukan hanya di pulau Jawa, di daerah sumatera sulawesi, maluku dan Papua sendiri sudah sangat memprihatinkan. Jika terus dibiarkan, maka generasi muda kita bisa rusak, apalagi efek yang ditimbulkan sangat-sangat berbahaya. Di sini Peran orang tua saja tidaklah cukup untuk mengatasi masalah tsb, sangat dibutuhkan campur tangan semua pihak, bagaimana solusi yang bisa di terapkan untuk menanggulangi masalah tsb.

Apa Langkah Pemerintah sampai saat ini?

Pemerintah bisa melakukan kajian yang mendalam mengenai barang tsb, jika terbukti berbahaya bisa dilakukan peneguran. kalaupun tidak bisa menjerat pengguna yang menyalahgunakanya, setidaknya ada peringatan bagi para penjual agar tidak menjual kepada sembarang orang. Walupun perusahaan lem  tersebut sudah mengantongi ijin dan sertifikat untuk lingkungan ISO 14001:2004, hendaknya mereka tidak mengabaikan masalah yang sedang terjadi sat ini. Melakukan tindakan pencegahan dengan cara merubah bahan yang digunakan dengan yang lebih aman dan ramah lingkungan adalah salah satu bentuk keperdulian terhadap kasus ini.  kemudian bagaimana kontrol jika produk  tersebut di jual kepada masyarakat umum, apakah perlu syarat khusus yang diperlukan mengingat bahaya jika disalahgunakan dalam peruntukanya.

Kita tentunya tidak ingin generasi penerus bangsa rusak, baik oleh narkoba atau sejenisnya yang dapat merusak mental dan kesehatan. Pemerintah harus cepat turun tangan dalam menyelesaikan permasalahan pelik ini. Karena sampai saat ini, belum tersedia link yang berkaitan dengan langkah atau respon pemerintah terkait masalah tsb. 'Ngelem' bagi sebagian remaja menjadi alternatif, tidak punya uang untuk membeli narkoba maka jalan lain dilakukan dengan cara menghirup uap lem karena efeknya sama persis. mari kita awasi anak-anak kita sebagai penerus bangsa, jangan sampai mereka salah dalam bergaul.

Sekali mencoba bisa di pastikan akan ketagihan. Belum ada langkah atau tindakan konkrit dari pemerintah, bagaimana solusi terbaik dalam mengatasi masalah yang terjadi. Apakah perlu di buat aturan khusus dan hukuman jika terjadi penyalahgunaan dalam penggunaanya. Di beberapa daerah luar Papua sudah ada yang mengusulkan perda guna menertibkan penjualan produk lem sejenis agar digunakan dengan semestinya. Pertanyaanya tindakan apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah terkait hal ini?
*Red.Papua_http

 
Design by Muhai Tabuni | Bloggerized by Muhay Tabuni - Pemuda Papua Blogger Themes | Muda Merdeka Papua Indonesia management