Jurnalis Perancis yang tertangkap di Wamena 7 Agustus 2014 (foto:tabloidjubi.com) |
Satukan Indonesia dari sini
Dedikasi lagu hasil karya pemuda Papua yang menggambarkan kekayaan alam dan kekuatan persatuan Nusantara meski beragam budaya. "Satukan Indonesia dalam Cinta" itulah pesan yang begitu kuat yang disampaikan oleh lagu milik Pay - Papua Dalam Cinta (feat. Soa Soa)
Mari Cerdaskan generasi muda Papua Indonesia
Indonesia merupakan satu kesatuan dari berbagai rangkaian pulau serta ragam budaya yang membuatnya sangat istimewa, tidak ada diskriminasi atau pembedaan untuk seluruh rakyatnya terutama dalam bidang pendidikan yang menjadi salah satu aspek utama untuk mencerdaskan kahidupan bangsa
Masyarakat Papua Kembali dibodohi KNPB
Masyarakat Papua telah kesekiankalinya diberikan iming-iming oleh segelintir orang seperti Benny Wenda di luar negeri atau Komite Nasional Papua Barat, biasa disebut KNPB yang selalu mengatakan bahwa Papua akan merdeka dalam waktu dekat, namun hingga saat ini jauh dari kenyataan
Indonesia ini Indonesia milik kita
Siapa lagi yang akan menjaganya kalau bukan kita sendiri.. siapa lagi yang rela untuk memberikan semuanya untuk negeri ini jika bukan seorang pahlawan sejati. dan kitalah pahlawan-pahlawan itu yang akan senantiasa menjaga kedaulatan tanah ini
Muda Merdeka Papua Indonesia
Kobarkan semangatmu.. Bulatkan tekadmu.. tunjukkan kreasimu.. engkaulah 'Pemuda' harapan Bangsa, engkaulah bara api yang siap membakar dan membumi hanguskan mereka para pengusik Nusantara raya.. Engkaulah Cakar yang siap menerkam.. mencengkram.. dan Melumatkan para pembelot di halaman kita.. di Papua Indonesia.
Kamis, 16 Oktober 2014
Media dan Aktivis, Siapa Memanfaatkan Siapa?
Dukung Pemerintahan Jokowi, Pemuda Papua Luncurkan Program Kemitraan
Ketua FKGMP Armatius Tabuni sedang berpidato |
Ide kreatif dimaksud telah mereka deklarasikan pada Rabu, 8 Oktober 2014 di Lapangan Makam Theys Eulay, Sentani. Mereka membentuk sebuah forum dan yaitu Forum Kebangsaan Generasi Muda Papua (FKGMP) dipimpin Armatius Tabuni, Edison Awoitauw dan Gim Tabuni. Mereka adalah para sarjana pertanian yang memiliki mimpi besar untuk memajukan pertanian serta mensejahterakan para petani di Tanah Papua.
Saya menyebutnya ‘tak lazim’ karena hal positif seperti ini jarang dilakukan oleh para pemuda Papua yang selama ini terkesan apatis terhadap program Pemerintah. Apalagi memilih tempat deklarasi di Lapangan Makam Theys Eulay yang biasanya digunakan oleh para pemuda aktivis pro kemerdekaan papua untuk berorasi dan berunjuk rasa menuntut referendum ulang.
Bermitra dengan Pemerintah
Dihadiri sekitar 1000 muda-mudi Papua, Armatius Tabuni, Edison Awoitauw dan Gim Tabuni mendeklarasikan FKGMP beserta program kerja pro petani Papua. Mereka telah membentuk pengurus daerah FKGMP di 14 kabupaten/kota di seluruh Papua, yaitu daerah-daerah yang memiliki potensi pertanian untuk dikembangkan dengan berbasis kearifan lokal. Melakukan pemberdayaan sosial budaya pertanian, perkebunan, peternakan, pariwisata dan kelautan. Para pengurus FKGMP dari daerah-daerah tersebut ikut hadir dalam acara deklarasi itu.
“FKGMP siap mendukung visi misi pemerintah baik Pusat maupun dari Pemprov Papua menjadikan masyarakat Papua mandiri, sejahtera, makmur, adil, dan bermartabat.” Demikian sambutan Ketua FKGMP Provinsi Papua, Armatius Tabuni.
Menurut Tabuni, selama ini belum ada lembaga independen yang bermitra dengan pemerintah guna membicarakan hak-hak para petani yang ada di Papua.
“Sehingga kami membentuk lembaga ini untuk bermitra kepada pemerintah, agar pendapatan dari rakyat Papua bisa jelas dan juga perekonomiannya dapat meningkat,” jelas Tabuni. http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/k2-information/halaman-utama/item/17658-ribuan-pemuda-dan-masyarakat-hadiri-deklarasi-fkgmp
Cetak biru program kerja FKGMP siap ditawarkan kepada Pemerintahan Jokowi, karena menurut Tabuni, Papua merupakan wilayah prioritas pembangunan di era Jokowi nanti. Perhatian Presiden terpilih Jokowi terhadap Papua sudah sangat tampak sejak masa kampanye yang mana telah memilih Papua sebagai tempat pertama kampanyenya. Juga program tol laut sudah dicanangkan akan dimulai dari Pelabuhan Sorong. Sehingga produk-produk pertanian seperti sayuran dan buah-buahan serta hasil ternak dari para petani binaan FKGMP dapat didistribusikan secara cepat dan mudah ke berbagai daerah yang membutuhkannya.
Untuk tahap pertama, demikian paparan ketua FKGMP, produk pertanian mereka akan dipasok untuk memenuhi kebutuhan ribuan karyawan PT Freeport di Mimika, serta ke BUMN-BUMN lainnya yang ada di Tanah Papua.
Semoga FKGMP bisa menginspirasi para pemuda Papua lainnya untuk lebih peduli pada pembangunan di tanah kelahirannya. Pemerintah semestinya mengapresiasi ide kreatif para pemuda tersebut dan meresponnya secara positif.
Sumber : bintangpapua.com & sumber lainnya
Penulis : Muhai_Tabuni
Yapen Island Operation ( Memburu DPO Papua di Kepulauan Yapen )
Selebaran yang di tempel di beberapa tempat di Kota Serui memajang foto dua orang anggota TPN/OPM anak buah Rudy Orarey yang kini menjadi buronan dan masuk DPO Polres Yapen. (foto: suluhupapua.com) |
Jayapura, Papua_http : Setelah pada awal Oktober lalu Polda Papua mengeluarkan Daftar Pencarian Orang (DPO) yang memuat nama sejumlah orang pelaku kriminal, Polda kini mulai melakukan penyisiran. Sabut (11/10/2014), Tim khusus Polres dan Kodim Kepulauan Yapen, Papua menggerebek markas OPM pimpinan Maikel Merani di Angkaisera, Yapen.
Sempat terjadi baku tembak. Anggota OPM kocar-kacir lari ke hutan. Dalam penggerebekan itu, Tim khusus menemukan amunisi mouser 20 butir, 5 pucuk senjata api rakitan, satu buah motor vixon, dan baju seragam loreng. Tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat sangat mendukung operasi kamtibmas tersebut mengingat selama ini kelompok Maikel Merani yang beranggotakan 15 oarang itu selalu membuat warga setempat resah karena selalu memeras warga bahkan mengancam warga dengan senjata. Warga lalu melaporkan aksi kelompok tersebut kepada Polres Kepulauan Yapen.
Awal Oktober lalu Maikel Merani sudah dimasukan dalam DPO Polda Papua. Selain Maikel, juga ada satu nama anak buah Maikel yang masuk DPO, yaitu Noki Orarei. Polres Kepulauan Yapen memberikan deadline hingga 6 Oktober 2014 agar kedua DPO dari Yapen tersebut menyerahkan diri. Namun hingga batas waktu yang ditentukan, kedua tokoh yang sering terlibat dalam sejumlah aksi kriminal tersebut tidak mengindahkan himbauan aparat keamanan. Maka tindakan hukumpun dilakukan dengan cara melakukan penggerebekan di markas kedua pelaku tersebut.
Menurut Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Gatot Suprasetya, kedua DPO tersebut terlibat berbagai kasus kriminal seperti pembunuhan, makar, dan pembakaran polsek Angkaisera. Keduanya adalah anak buah dari pada Rudy Orarei yang tewas ditembak aparat di kampung Kainui, Distrik Angkaisera pada September 2014 lalu.
“…kalau mengganggu keamanan, siapapun dia, termasuk kelompok Fernando Worabay di Sasawa dan Erik Monitory akan saya tindak tegas dan saya buru. Karena tujuan saya baik, yakni untuk kemanan didaerah ini baik, supaya pembangunan bisa berjalan dan selama mereka (kelompok sipil bersenjata-red) tidak mengganggu, kami juga tidak memburu mereka,’’ ungkap Kapolres Kepulauan Yapen awal Oktober lalu. http://suluhpapua.com/read/2014/07/02/2-anggota-tpnopm-yapen-masuk-dpo-polisi/
Denda 2 Milyar
Sikap tegas aparat keamanan di Papua memang dibutuhkan mengingat aksi-aksi kriminal kelompok sipil bersenjata tampaknya semakin brutal. Warga sering menjadi korban pemerasan, pemalakan hingga penembakan. Di wilayah Puncak, sudah diberlakukan perjanjian tertulis antara aparat keamanan dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan Pemda setempat. Perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 27 September 2014 itu isinya antara lain, masyarakat Kab. Puncak menolak keberadaan OPM di wilayah mereka. Jika ada yang membunuh atau menembak aparat keamanan, maka keluarganya rela membayar denda adat sebesar Rp 2 milyar. Masyarakat dan pihak yang ikut serta dalam tindakan pembunuhan tersebut atau diketahui menampung, memberikan perlindungan, makan kepada anggota TPN-OPM yang melarikan diri setelah membunuh aparat keamanan juga akan menjalani proses hukum yang berlaku. Keluarga tidak akan menuntut denda adat kepada aparat keamanan jika ada anggota keluarga mereka yang meninggal dalam karena kontak tembak dengan aparat yang tengah berpatroli.
Sikap tokoh masyarakat, tokoh gereja dan tokoh pemuda yang didukung Bupati dan DPRD Kabupaten Puncak tersebut patut diapresiasi dalam rangka menciptakan situasi kondusif di wilayah yang sering terjadi aksi penembakan tersebut. Sudah banyak anggota Polisi dan TNI maupun warga sipil yang menjadi korban kebrutalan kelompok sipil bersenjata. Aktivitas warga sangat terganggu, pembangunan oleh pemerintah di wilayah itu juga terhambat. Maka sudah selayaknya institusi keamanan di Papua memberikan perhatian serius dan penanganan secara sungguh-sungguh, dengan tetap berlandaskan hukum dan menghormatan terhadan hak asasi (HAM). Semoga.
/Red*Muhai_Tabuni
SBY Sematkan Bintang jasa pada 6 Tokoh asal Papua
Penyematan Bintang Jasa |
Jakarta - Papua_http. pada penghujung masa jabatannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyempatkan diri memberikan bintang penghargaan kepada puluhan tokoh yang dinilai berjasa dan telah memberikan sumbangsih serta bhakti mereka pada negara. Seluruh tokoh yang pernah tergabung dalam kabinet pemerintahan SBY sejak 2004 hingga sekarang ini dianugerahi bintang. Penganugerahan penghargaan itu dilakukan di Istana Negara, Senin (13/10/2014). Pemberian tanda kehormatan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 89 TK Tahun 2014 dan Keppres 90 TK Tahun 2014.
Namun ada satu hal yang menarik pada Prosesi penganugerahan tersebut. Diantara 68 tokoh dari berbagai kalangan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia tersebut, terdapat penerima Bintang Jasa asal Papua yang dinilai berjasa, yaitu :
1. Karel Sesa – tokoh masyarakat Papua lintas agama.
2. Pendeta Herman Saud – tokoh masyarakat Papua yang aktif dalam perdamaian lintas agama.
3. Pendeta Seppy Uyo – tokoh Papua pembebasan Irian Barat 1962.
4. Almarhum Frans Alexander Wospakrik – tokoh Papua yang aktif dalam pengembangan perguruan tinggi.
5. Titi Yuliana Marey – tokoh Papua yang membantu penyelesaian konflik di pegunungan.
6. Febiola Irianni – tokoh Papua dalam pendidikan dan persamaan hak kewajiban.
Satu hal yang dapat kita petik, bahwa Segala bentuk bakti dan dedikasi kita untuk bangsa akan sangat berharga bagi “mereka” yang membutuhkan, akankah kita berusaha menutup mata dan melawan nurani disaat “saudara” kita mengeluh dan menderita menunggu uluran tangan kita? Saatnya kita tunjukkan bahwa Papua Bisa!!!
(Red*/Warobay)
[dari berbagai sumber]