widget

Senin, 27 Januari 2014

Himbauan Pangdam terhadap Kelompok Pengacau Bersenjata Papua


Jayapura, 27 Januari 2014 Pangdam XVII/Cenderawasih Drs. Christian Zebua, MM. mengadakan Konferensi Pers dengan para wartawan dan perwakilan akademisi di Markas Kodam XVII/Cenderawasih guna mempererat hubungan baik antara TNI dan insan pers khususnya terkait kondisi di Papua.

Dalam kesempatan itu Pangdam mengemukakan tentang kejadian Penembakan di Timika Papua (26/1/2014) yang mengganggu kinerja PT. Freeport. Pangdam mengatakan bahwa masyarakat Papua tidak perlu was was atas kondisi di Papua saat ini, meskipun di Papua masih ada segelintir kecil saudara-saudara yang memiliki beda paham yang di picu oleh adanya kesejahteraan yang tidak merata. Pangdam juga menjelaskan bahwa Kodam telah bekerja sama dengan Polda dalam menangani masalah ini, dengan cara persuasif yang sering di lakukan baik oleh Kapolda maupun Pangdam agar semua komponen menghentikan konflik ini dan bersama membangun Papua, karena Papua adalah milik kita semua bagi yang ingin membangun Papua, bukan karena mempunyai kulit dan ras yang berbeda, tetapi tidak menutup kemungkinan ras pendatang turut berperan penting dalam membangun Papua.

Zebua juga menghimbau wartawan baik media cetak maupun elektronk agar tidak mengimbuh-imbuhkan fakta yang terjadi seperti contoh yang di angkat adalah berita Puncak Jaya yang sempat di lansir oleh "Cenderawasih Pos" dengan judul "Tentara jangan terlalu membabi buta", menurut pangdam TNI sudah melakukan tugas sesuai dengan prosedur, terkait pula dengan penangkapan 3 orang Kelompok bersenjata dan mendapat 1 senjata api, Satgas yang mempunyai nilai kemanusiaan ingn mengkebumikan korban secara manusiawi dan diangkut menuju Mulia namun dalam perjalanan mendapat tembakan dari kelompok seberang sehingga mengakibatkan 1 korban TNI tewas.

"Sebaiknya kita lebih membantu visi Gubernur dalam membangun Papua tanpa memandang perbedaan ras dan suku.TNI akan menindak tegas bagi siapapun yang mengganggu keamanan dan meresahkan masyarakat apalagi sampai menggunakan senjata, Pihak TNI dan Polri sendiri selalu membuka tangan untuk menerima kembali mereka* yang sadar dan bersama TNI Polri membangun Papua yang lebih baik" Tegas Pangdam.

Kamis, 23 Januari 2014

Petinggi Separatis Lambert Pekikir juga Manusia yang juga bisa jenuh


Lambert Pekikir-Tokoh inti Separatis OPM yang mempunyai Pengaruh besar terhadap separatis lainnya di wilayah Keroom dan sekitarnya ini sudah mempunyai catatan tersendiri di dunia kriminal Polda Papua dengan kasus makar dan kriminal yang kerap kali dilakukan oleh kelompoknya untuk mengacaukan keamanan di Papua.
Dari sumber terpercaya di wilayah Keroom kami mendapat informasi bahwa Lambert Pekikir memulai aksinya dengan mengacaukan situasi keamanan di Papua dengan sering terjadinya penembakan-penembakan dan penghadangan terhadap sejumlah pejabat dan pengusaha bahkan tidak jarang dia dan kelompoknya memasuki perkampungan untuk meminta logistik kepada warga setempat demi mendukung gerakan mereka selama ini. Namun topik hangat yang kita dapatkan tadi malam yaitu mulai terpecahnya kelompok-kelompok separatis antara satu dengan yang lain, terbukti dengan adanya tentangan dari kelompok lain dan mulai terkikisnya kekuatan mereka dalam jumlah yang besar dikarenakan ratusan kelompok separatis memilih keluar dari hutan dan kembali ke pangkuan NKRI. Dengan demikian moril dan spirit mereka mulai terurai seiring pembangunan di Papua yang sangat pesat dan mempersempit pergerakan gerilya separatis di Papua.
Belakangan ini Lambert mulai merubah haluan untuk melancarkan gerakannya dengan mulai menyelam ke dunia politik halus. Rencana terakhir yang mereka lancarkan adalah mengadakan pertemuan dengan tajuk “Menjalin Persatuan diantara Perbedaan menuju Keroom damai” yang mengundang beberapa tokoh serta empat kepala suku asal PNG yang di indikasikan bisa mendukung kelancaran manuver kelompok ini, Bahkan undangan yang di sebarkan menggunakan kopstuk Organisasi Papua Merdeka dengan harapan tetap menunjukkan eksistensinya di papua.
Namun demikian seperti yang kita ketahui OPM adalah Kelompok Separatis yang tergolong level rendah termasuk Lambert Pekikir pun sadar akan hal itu, hal ini berdasarkan berubahnya haluan aktivitas Lambert yang semula dari jalur militansi yang diindikasikan sudah mulai jenuh sehingga berubah menjadi politik halus yang merupakan langkah terakhir yang bisa dia lakukan. Di lain tempat saat ini istri Lambert Pekikir sedang terbaring di salah satu rumah sakit di Kabupaten Jayapura, sudah barang tentu Lambert makin terdesak dalam kondisi seperti ini.
Jika Lambert Pekikir selaku kelompok Inti separatis Papua sudah Putus asa bagaimana dengan pengikut-pengikut lainnya yang kecil dan terpecah?


Muhai_Tabuni

Jumat, 10 Januari 2014

Save Papua; TNI berikan rasa aman kepada warga Timika

Ilustrasi
Hari Kamis, tanggal 9 Januari 2014, kurang lebih pukul 18.00 WIT terjadi kontak tembak antara Separatis OPM dengan TNI Yonif 754/ENK di tanggul timur Timika Papua Indonesia.
Informasi ini dibenarkan oleh Kasdam XVII/Cenderawasih Brigadir Jenderal Hinsa Siburian. Kasdam menjelaskan bahwa kontak senjata ini terjadi saat tim dari Yonif 754/ENK yang tergabung dalam Satuan tugas Pengamanan objek vital melaksanakan Patroli Pengamanan  di daerah tersebut. dalam kontak senjata tersebut satu orang  anggota kelompok kriminal bersenjata yang selama ini meresahkan warga sekitar tewas ditempat dan berhasil mendapatkan 1 pucuk senjata M-16. Kasdam menambahkan bahwa patroli yang dilaksanakan tersebut adalah dalam rangka mengamankan wilayah dan masyarakat sekitar dari gangguan kelompok-kelompok yang menggunakan senjata untuk mengacaukan situasi keamanan di Papua. "Sesuai dengan Undang-undang Nomor 34 tahun 2004 tentang Tupok TNI" Tegas Kasdam XVII/Cenderawasih. 


(Muhai Tabuni 4 IndONEsia)

Selasa, 07 Januari 2014

Tari Ambiaro dari Papua (Suku Walak)

Tak pernah Lelah Papua menyuguhkan sejuta pesonanya, satu lagi eksotisme dari Tari Ambiaro ini adalah kesenian khas suku Walak, Papua. Dibawakan oleh 24 penari, terdiri dari 12 laki-laki dan 12 perempuan, tari ini mengisahkan perjalanan nenek moyang orang Papua, dari Yunan, di daratan Asia, hingga mencapai Pulau Papua.

Perjalanan yang dimulai dari Yunan, di daratan Asia, melintasi Taiwan, Filipina, dan Lautan Pasifik sampai akhirnya tiba di Papua Nugini. Dari wilayah inilah, para leluhur melintas ke arah barat hingga tiba di Pulau Ifala. Mereka selanjutnya meneruskan perjalanan ke Genyem.
Dari Genyem, leluhur orang Papua satu per satu menyebar ke berbagai tempat, yang melahirkan sekitar 252 suku di Tanah Papua, saat ini.

“Tari Ambiaro mengajak semua suku untuk membangun Papua Baru. Tari ini mengingatkan bahwa kami berasal dari satu nenek moyang dan satu keturunan serta satu perjalanan sejarah,” kata Petrus Mabel, seniman suku Walak.
Saat membawakan tari Ambiaro, para penari suku Walak juga mendemonstrasikan pembuatan api dengan cara menggesek batu dan kayu serta alang-alang kering (tenggan). Ini sesuai dengan yang diperbuat para leluhur mereka di masa lampau.
Saat ini, jumlah anggota suku Walak mencapai lebih dari 30 ribu jiwa.
Mereka mendiami sebagian Kabupaten Jayawijaya, Mamberamo Tengah, dan Kabupaten Yalimo.
Warga suku ini mendiami Lembah Kobakma, Ilugwa, Erageam, Wolo, dan Yalengga di pinggir Sungai Mamberamo yang merupakan sungai terbesar di Papua Indonesia.


Warga Puncak Jaya: Selama ini OPM adalah sumber Masalah


Puncak Jaya - Selasa, 7 Januari 2014 pukul 8:30 WIT Kembali terjadi penembakan yang dilakukan OPM terhadap Warga sipil Pendatang di Komplek SMA Wuyuneri Kabupaten Puncak Jaya. Korban  yang berprofesi sebagai tukang ojek ini akhirnya tewas setelah sempat di evakuasi menuju ke Rumah Sakit Mulia karena kondisinya Kritis dan membutuhkan pertolongan medis.

Sampai berita ini diturunkan, pihak aparat gabungan TNI/Polri melakukan pengejaran terhadap pelaku.
Berkaitan dengan itu, juga sempat terjadi aksi penyerangan Pos dan perampasan senjata milik Brimob di Kabupaten Puncak Jaya juga. hal ini menimbulkan keterkaitan kasus yang terjadi beberapa hari ini.

Salah seorang warga di sekitar kejadian menyatakan bahwa ia merasa sangat kesal atas rentetan kejadian yang dilakukan oleh separatis OPM disana. karena sudah sekian banyak korban yang berjatuhan baik dari pendatang bahkan warga setempat sendiri. "Sebaiknya jangan biarkan masalah ini berlanjut, buru semua Separatis di Papua ini agar Kedamaian benar-benar turun di Tanah Papua" Tegasnya.

ia berharap Pemerintah dan Aparat segera memperhatikan hal ini.



Written : Muhai T. For Indonesia.
Sumber: Sekapur Sirih Papua

 
Design by Muhai Tabuni | Bloggerized by Muhay Tabuni - Pemuda Papua Blogger Themes | Muda Merdeka Papua Indonesia management