widget

Kamis, 14 November 2013

Gubernur Nilai Kelompok yang Menolak ‘Otsus Plus’ Tak Mewakili Aspirasi Masyarakat Papua

aktivis GEMPAR dalam demo

Senin (4/11/2013) aksi penolakan Otsus Papua kembali terjadi. Ratusan orang melakukan longmarch dari depan Kampus Uncen Perumnas III menuju Kantor Gubernur Papua. Aksi demo damai ini mengusung aspirasi menolak Otsus Plus, atau Undang – Undang Pemerintah Provinsi Papua.
Massa terdiri dari unsur pemuda, mahasiswa dan rakyat Papua yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat (GEMPAR) Papua.
“Stop tipu kami lagi dengan Otsus Plus Papua”, “Rakyat Papua tolak Otsus Plus Papua”, “Gubernur bunuh rakyat Papua dan Otsus Plus”. Demikian antara lain sejumlah phamflet dan spanduk yang dibawa massa pendemo. Meski  diguyur  hujan, tak menyurutkan niat para massa pendemo  berjalan kaki. Akibat  longmarch ini sempat membuat kemacetan  panjang dari arah Abepura ke Jayapura, begitupun sebaliknya. Aksi longmarch ini dikawal ketat aparat kepolisian dari Polresta Jayapura dipimpin langsung Kapolresta Jayapura AKBP Alfred Papare, S.I.K., didampingi Wakapolres AKP Kiki Kurnia.
Ketua BEM STIKOM, Daniel Kosama saat menyampaikan orasinya di depan Kantor Gubernur Papua mengatakan, “Kami meminta dengan tegas kepada gubernur Papua untuk segera menghentikan pembahasan Otonomi Khusus (Otsus) Plus karena Otsus yang sebelumnya sudah dianggap gagal oleh rakyat Papua dan belum ada evaluasi terhadap Otsus sebelumnya.”
Dikatakan, selama 12 tahun perjalanan dari Otsus itu tidak ada yang mengembirakan dan juga tidak perlu dibanggakan, karena dengan adanya Otsus malah orang asli Papua (OAP) semakin termarginalkan di atas tanah leluhurnya sendiri.
Hal senada disampaikan  perwakilan perempuan Papua, Selfy Yeimo, Ketua BEM STIE Port Numbay, Mambri Rumrawer dan Koordinator GEMPAR yang juga selaku Penanggung Jawab aksi demo Yason Ngelia dalam orasi mereka.
Tak Mewakili Aspirasi Masyarakat Papua
Setelah menunggu beberapa saat di halaman Kantor Gubernur, 10 orang perwakilan pengunjuk rasa diterima untuk bertemu Gubernur Papua, Lukas Enembe. Mereka adalah perwakilan dari Ketua – Ketua BEM baik dari PTN maupun PTS di Kota Jayapura.Setelah menyampaikan aspirasi, para pendemo itupun bubar dengan tertib.
Usai pertemuan dengan 10 perwakilan itu, Gubernur Papua Lukas Enembe kepada pers mengatakan, aspirasi dari pemuda dan mahasiswa yang disampaikan kepada pihaknya itu bukan seluruh masyarakat yang ada di atas Tanah Papua.
“Jadi, aspirasi dari pemuda dan mahasiswa yang disampaikan kepada kami…yang menyatakan bahwa seluruh komponen rakyat Papua menolak Otsus Plus itu bukanlah aspirasi dari seluruh masyarakat yang ada diatas tanah Papua. Tetapi ini hanya pernyataan dari segelintir orang saja. Kita bisa lihat massa yang datang kesini jumlahnya kecil, yakni hanya ratusan orang saja dan tak sampai 1000 orang. Lagian yang datang lakukan demo itu sebagian besar adalah mahasiswa bukan seluruh rakyat Papua,” ungkap Gubernur.
“Demo ini hanya dilakukan oleh segelintir orang saja. Kemungkinan ini hanya kesalapahaman di internal kampus. Karena wacana untuk adanya Otsus Plus ini bukan dilahirkan oleh saya. Tetapi ini murni dilahirkan atas keinginan dari kalangan kampus dalam hal ini lembaga Uncen,” jelasnya lagi.
Dikatakan Gubernur, setelah melakukan berbagai macam kajian dan seminar tentang perjalanan Otsus selama 12 tahun oleh Uncen. Dan, berangkat dari kajian itu dilakukan sebuah renungan yang panjang. Kemudian dari hasil renungan itu membuahkan Otsus Plus selanjutnya hasil kajian akan disampaikan pada Pemerintah RI dalam hal ini Presiden SBY.
“Meskipun aspirasi ini tidak mewakili seluruh komponen rakyat, akan tetapi aspirasinya tetap kami terima dan akan kami bahas di tim asistensi antara DPR Papua, DPR Papua Barat, MRP, MRPB, Gubernur Papua maupun Gubernur Papua Barat, dikarenakan hal ini merupakan persoalan bersama yakni menyangkut persoalan diseluruh Tanah Papua,” tukasnya.

 
Design by Muhai Tabuni | Bloggerized by Muhay Tabuni - Pemuda Papua Blogger Themes | Muda Merdeka Papua Indonesia management