widget

Senin, 16 Desember 2013

Rakyat Papua Kembali di Bodohi KNPB




Masyarakat Papua telah kesekiankalinya diberikan iming-iming oleh segelintir orang seperti Benny Wenda di luar negeri atau Komite Nasional Papua Barat, biasa disebut KNPB yang selalu mengatakan bahwa Papua akan merdeka dalam waktu dekat, namun hingga saat ini jauh dari kenyataan, bahkan sangat merugikan yang menyita waktu dan tenaga masyarakat dan generasi muda dalam membangun Papua.

Jika beberapa waktu lalu dilakukan peresmian Kantor Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Oxford, London, maka giliran bulan depan, tepatnya tanggal 15 Agustus 2013 mendatang, akan diresmikan Kantor OPM di Negara Kerajaan Belanda. Padahal kita semua tahu bahwa Dubes Inggris untuk Indonesia Mark Canning, mengatakan Pemerintah Inggris menegaskan kembali sikapnya yang tidak mendukung kemerdekaan provinsi Papua dan Papua Barat.

Negeri Ratu Elizabeth pun mengomentari kehadiran Dewan Kota Oxford tempat kantor perwakilan OPM. “Mengenai kehadiran anggota Dewan Kota Oxford dalam pembukaan perwakilan itu, Pemerintah Inggris menegaskan pula bahwa Dewan Kota Oxford tidak mempengaruhi kebijakan politik luar negeri Inggris dan memandang bahwa keputusan untuk membuka kantor dimaksud sepenuhnya adalah keputusan Dewan kota Oxford,” jelasnya.

Sementara terkait rencana pendirian kantor OPM di Belanda, Juru Bicara (Jubir) Komite Nasional Papua Barat(KNPB) Wim Rocky Medlama, pemerintah Belanda dan para diplomat yang berada di luar negeri atau di Negara yang pernah menjajah pemerintah Republik Indonesia (RI) ini, mereka telah mendorong pendirian kantor OPM tersebut. Namun ketika dikonfirmasi, Medlama tidak bisa menjelaskan secara detail, siapa yang mendukung pembukaan kantor tersebut, apakah Pemerintah Belanda atau hanya segelintir orang saja yang notabene juga hanya sebuah LSM tidak mewakili sebuah pemerintahan. Hal tersebut membuat pertanyaan bagi masyarakat Papua apa betul Belanda mendukung, atau hanya tipu-tipu saja, mengingat setiap agenda KNPB hanya merupakan agenda provokasi saja, tidak pernah terwujud dan selalu jauh dari kenyataan.

Selain itu Medlama mengakui, kunjungan Duta Besar Belanda ke Papua tetap menyatakan bahwa mendukung Papua tetap dalam NKRI, namun kembali Wim tidak kesatria dan memutarbalikan fakta bahwa itu merupakan trik politik yang sedang dimainkan oleh setiap negara. Padahal secara tersirat Pemerintah Belanda tidak setuju dengan Perjuangan Papua merdeka, meskipun ada rencana pembukaan kantor OPM di Beelanda.

Belanda walaupun melalui Dubes mengatakan demikian, namun Wim yakin bahwa Negara yang merupakan ayah dari rakyat West Papua itu akan tetap meresmikan kantor OPM di Negara itu. Tetapi anggapan Wim tersebut sebenarnya dapat terbantah dengan pernyataan mantan tokoh besar OPM yang telah sadar dan kembali ke NKRI Nicholas Jouwe bahwa awal perjuangan Papua Merdeka yang ia lakukan merupakan konsep dari Belanda yang seolah-olah akan mendirikan negara sendiri. “Belanda menyuruh saya untuk membuat bendera, lambang negara, lagu kebangsaan dan menyiapkan dokumen-dokumen untuk persiapan berdirinya sebuah negara. Setelah semua itu saya siapkan ternyata tidak ada satu negarapun yang mendukung perjuangan saya, justru semua negara tetap menyatakan bahwa Irian Barat bagian dari wilayah Indonesia”.

Beberapa tokoh masyarakat Papua juga telah memberikan warning, salah satunya Frans Rumbobiar yang mengatakan “hati-hati terhadap aksi tipu KNPB atau siapapun yang seolah-olah memperjuangkan rakyat Papua untuk merdeka, namun sebenarnya mereka mementingkan diri sendiri dan merugikan masyarakat Papua yang sedang semangat membangun Papua”.

SEPARATIS PAPUA MULAI PECAH DAN SALING MENEKAN SATU SAMA LAIN

ilustrasi

Kemajuan pembangunan dan teknologi Papua kian Pesat dan memberikan wajah baru bagi Papua, terbukti dengan banyaknya media sosial dan alat komunikasi canggih tersebar di Papua, hal ini menunjukkan bahwa pembangunan Papua sudah berjalan dengan baik, tinggal bagaimana kita menyaring mana yang baik dan mana yang berdampak negatif.

Seiring dengan itu semua, masih ada Kelompok ataupun golongan yang memanfaatkan situasi ini dengan membuat adu domba dan manipulasi data, serta tameng untuk menyelamatkan diri. Seperti yang telah dilakukan kelompok separatis baru-baru ini, mereka memalsukan surat instansi resmi negara untuk menjadikan tameng dari serangan kelompok separatis lainnya.

Informasi tentang Pecahnya Kelompok separatis Papua ini membuat sebagian kelompok menjadi resah, sehingga memberikan pukulan batin dan menyebabkan banyak Pentolan OPM kembali ke pangkuan NKRI. Adapun mantan petinggi OPM seperti Nicholas Jouwe, Engga Kiwo, Nick Messet dan yang lain telah menyatakan diri untuk kembali ke Pangkuan ibu pertiwi, namun setelah ditelisik ternyata bagi mereka begitu berat perjuangan untuk kembali ke NKRI, mereka mendapat banyak tantangan seperti  kecaman bahkan ancaman yang di terima dari kelompok separatis lainnya.

Hal ini memicu keresahan dan ketakutan beberapa anggota separatis yang ingin kembali ke NKRI terutama dengan adanya Surat palsu yang seakan-akan diterbitkan Instansi Keamanan setempat dengan dalih jaminan keamanan agar tidak ada upaya ancaman keamanan oleh kelompok lain. Namun ada tangan tangan yang tidak bertanggung jawab yang memanipulasi fakta yang terjadi dengan tema berita yang berbeda.

Miris memang,.. tapi itulah yang terjadi di Papua.. Saudara kita yang seharusnya menginginkan Kembali menggenggam dan mencium sang merah putih, terhalang oleh ancaman dan propaganda separatis lainnya.. Selama ini mereka meneriakkan Kebebasan untuk memilih, namun mereka juga mengharuskan untuk tetap di jalan yang salah. Semoga Papua selalu dalam lindungan Tuhan.

 
Design by Muhai Tabuni | Bloggerized by Muhay Tabuni - Pemuda Papua Blogger Themes | Muda Merdeka Papua Indonesia management