Bagi kaum anak jalanan, aktifitas 'Ngelem' menjadi sesuatu
yang tidak asing. Seperti Narkoba, Banyak sudah korban akibat penyalahgunaan
Lem tersebut, yang fungsinya sebenarnya untuk merekatkan benda. seperti
mengelem sepatu, kayu, menempel ban kendaraan, dan masih banyak lagi
kegunaanya. Kondisi tersebut kian hari kian memprihatinkan, aktifitas Ngelem
bukan hanya dilakukan oleh anak jalanan, malahan sudah merambah para pelajar
yang masih sangat belia. Aktifitas yang awalnya hanya coba-coba, dan berakhir
menjadi candu yang sulit ditinggalkan. Tindakan apa saja yang sudah dilakukan
pemerintah sampai saat ini?
Beberapa hari yang lalu redaksi kami mendapati sekumpulan
anak kecil dan ada juga yang beranjak dewasa di beberapa titik pinggir jalan
kota Jayapura, kawasan pelabuhan dan sekitar pasar lelang hamadi. Tampak mereka
sedang menghirup lem “Ngelem” dengan ekspresi wajah yang seakan menikmati aroma
lem tersebut . Fenomena seperti ini membuat kondisi sosial Kota Jayapura
khususnya yang berkaitan dengan masa depan pemuda yang terkontaminasi kebiasaan
buruk seperti ini. Bebasnya Penjualan
barang tersebut memicu merebaknya kebiasaan seperti ini dan membuat aparat
kesulitan, padahal jelas si penjual tahu barang tersebut disalahgunakan dalam
penggunaanya.
Kami akan membahas sedikit tentang Lem yang bila
disalahgunakan akan sangat berbahaya bagi kesehatan, tulisan ini bukan untuk
menjatuhkan Merk dagang tertentu, tapi lebih kepada bagaimana melakukan
pencegahan agar tidak di salahgunakan oleh pembelinya, mengingat korbanya sudah
banyak berjatuhan. Jika kita menelusuri melalui internet dengan keyword
'Ngelem', ternyata banyak sekali link yang mengupas bagaimana berbahayanya lem
tersebut jika digunakan tidak pada peruntukanya. Sejak tahun 2011 sudah banyak
media atau blog yang melaporkan tentang bahaya Ngelem yang didominasi oleh remaja
putus sekolah maupun yang masih duduk di bangku sekolah.
Bahan Pembuat Lem
Bahan pembuatan Adhesive atau lem, ditulis disalah satu
blog, pembuatan lem tsb banyak mengandung bahan yang sangat berbahaya. Dan terdapat
beberapa bahan kimia seperti
Trichloroethylene dan Toluene. Berikut sedikit indikasi yang disebabkan oleh
behen kimia tersebut :
Trichloroethylene :Liquid Chemical tsb jika terhirup dalam
jangka waktu yang lama dapat memicu terjadinya kanker dan kerusakan pada syaraf
(Sumber data MSDS). Selain baunya yang sangat menyengat, jika terkena kekulit
langsung, bisa menyebabkan iritasi. Trichloroethylene biasanya digunakan untuk
membersihkan sisa resin agar tidak mengeras pada selang atau tabung. Resin
sendiri digunakan sebagai isolator suatu produk agar tidak terjadi hubungan
pendek antara komponen di dalamnya. Penggunaannya sendiri dengan cara di tuang
dan di alirkan ke seluruh selang yang dilalui oleh resin, sehingga sisa resin
dapat keluar dan komponen dalam mesin bisa bersih. Jadi intinya barang tsb sangat berbahaya
apabila digunakan tanpa mengikuti aturan yang dianjurkan, seperti pemakaian
masker khusus, kacamata safety, sarung tangan karet serta intruksi dalam
penempatanya.
Efek yang ditimbulkan jika Menghirupnya
Trichloroethylene digunakan dlm industry pelumas logam dan
industry dry clean. Juga dalam tinta cetak, cat pernis, perekat, tinta mesin
fotokopi, printer, dan serbuk halus kertas. Cairan pengoreksi tulisan juga bisa
melepaskan Trichloroethylene ke udara. Trichloroethylene berpotensi menyebabkan
kanker. Trichloroethylene mampu memberikan efek akut dan kronis bagi manusia
yang terpajani olehnya. Trichloroethylene yang masuk ke dalam tubuh manusia
akan menyerang sistem syaraf pusat manusia dengan symptoms seperti kehilangan
keseimbangan, sakit kepala, mudah bingung, euforia, hilangnya gairah/semangat,
dan lemah/lesu.
Target organ lain dari gangguan pajanan senyawa ini yang
dilaporkan di antaranya adalah hati, ginjal, sistem imun dan kelenjar endokrin.
Selain itu, pajanan Trichloroethylene juga dilaporkan dapat mengganggu
perkembangan tubuh manusia. Ada suatu studi epidemiologi yang melaporkan bahwa
pajanan Trichloroethylene berhubungan dengan kejadian kanker pada manusia,
terutama di ginjal, hati, leher, dan sistem limfe. Penelitian pada hewan
percobaan menunjukkan meningkatnya risiko tumbuhnya benigna pada ginjal, paru-paru,
hati, limfe, dan testis. (Sumber di sini)
Sama seperti narkoba pada umumnya, efek 'Ngelem' akan
menyerang susunan saraf di otak sehingga bisa menyebabkan kecanduan. Dalam
jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan otak, sementara dalam jangka pendek
risikonya adalah kematian mendadak (Sudden Sniffing Death). Seseorang yang
'Ngelem' atau menghirup uap lem hingga mabuk, efeknya hampir mirip dengan jenis
narkoba yakni menyebabkan halusinasi, sensasi melayang-layang dan rasa tenang
sesaat meski kadang efeknya bisa bertahan hingga 5 jam sesudahnya. Karena
keasyikan ngelem ini kadang-kadang perut tidak merasa lapar meski sudah jamnya
makan (sumber di sini).
Melakukan perhatian khusus terhadap Anak
Orang tua pastinya tidak ingin anaknya terjerumus kepada
masalah seperti narkoba, atau sejenis barang berbahaya lainya. Maka hendaknya
kondisi tsb harus segera dilakukan penanganan, melakukan pengamatan dan
memperhatikan betul kondisi anak, bagaimana perubahan fisiknya setiap hari,
perilaku dan siapa temannya. Ini bukan mencurigai anak, tapi setidaknya dengan
mengetahui dengan benar kondisi anak dan siapa saja teman bergaulnya, itu saja
sudah salah satu cara atau bentuk perhatian kita terhadap mereka.
Di rumah kita bisa mengawasi segala gerak geriknya, tetapi
ketika sekolah kita hanya mengantungkan tanggung jawab kepada gurunya. Sering
terjadi orang tua dipanggil ke sekolah karena ada masalah pada anaknya, orang
tua hanya tau anaknya berangkat ke sekolah dan pulang tepat waktu sampai
dirumah. Pada kasus kebanyakan, anak tidak masuk sekolah, bisa karena banyak
masalah di keluarga atau di Sekolah. Sedikit saja bisikan itu datang, anak akan
mudah terjerumus dalam pergaulan dan lingkungan bermain yang tidak sehat.
Ngelem adalah aktifitas kebanyakan pelajar yang salah dalam bergaul, kurangnya
perhatian orang tua menjadi salah satu faktor si anak kenal dengan hal-hal
diluar dari perkiraan kita.
Lem sangat berbahaya jika pemakainya disalahgunakan, dan
buktinya memang demikian adanya. Hal ini yang seharusnya juga mendapat
perhatian lebih dari orang tua karena akibat yang ditimbulkan sama dengan jenis
Narkoba. Barang berbahaya tsb lebih banyak digunakan oleh kalangan pelajar
tingkat pertama, bahkan di beberapa daerah sudah menjalar dikalangan pelajar
tingkat dasar (SD).
Sungguh ironis jika Pemerintah gencar melakukan
pemberantasan narkoba, justru ada barang yang lebih berbahaya dan terbukti
disalahgunakan tapi tidak ada tindakan konkrit yang dilakukan. karena tidak
termasuk jenis narkoba maka tidak ada undang-undang yang bisa menjerat para
pengguna barang berbahaya tsb. Jika ditelusuri penggunaan Lem berbahaya ini
banyak terjadi bukan hanya di pulau Jawa, di daerah sumatera sulawesi, maluku
dan Papua sendiri sudah sangat memprihatinkan. Jika terus dibiarkan, maka
generasi muda kita bisa rusak, apalagi efek yang ditimbulkan sangat-sangat
berbahaya. Di sini Peran orang tua saja tidaklah cukup untuk mengatasi masalah
tsb, sangat dibutuhkan campur tangan semua pihak, bagaimana solusi yang bisa di
terapkan untuk menanggulangi masalah tsb.
Apa Langkah Pemerintah sampai saat ini?
Pemerintah bisa melakukan kajian yang mendalam mengenai
barang tsb, jika terbukti berbahaya bisa dilakukan peneguran. kalaupun tidak
bisa menjerat pengguna yang menyalahgunakanya, setidaknya ada peringatan bagi
para penjual agar tidak menjual kepada sembarang orang. Walupun perusahaan lem tersebut sudah mengantongi ijin dan sertifikat
untuk lingkungan ISO 14001:2004, hendaknya mereka tidak mengabaikan masalah
yang sedang terjadi sat ini. Melakukan tindakan pencegahan dengan cara merubah
bahan yang digunakan dengan yang lebih aman dan ramah lingkungan adalah salah
satu bentuk keperdulian terhadap kasus ini. kemudian bagaimana kontrol jika produk tersebut di jual kepada masyarakat umum,
apakah perlu syarat khusus yang diperlukan mengingat bahaya jika disalahgunakan
dalam peruntukanya.
Kita tentunya tidak ingin generasi penerus bangsa rusak,
baik oleh narkoba atau sejenisnya yang dapat merusak mental dan kesehatan.
Pemerintah harus cepat turun tangan dalam menyelesaikan permasalahan pelik ini.
Karena sampai saat ini, belum tersedia link yang berkaitan dengan langkah atau
respon pemerintah terkait masalah tsb. 'Ngelem' bagi sebagian remaja menjadi
alternatif, tidak punya uang untuk membeli narkoba maka jalan lain dilakukan
dengan cara menghirup uap lem karena efeknya sama persis. mari kita awasi
anak-anak kita sebagai penerus bangsa, jangan sampai mereka salah dalam
bergaul.
Sekali mencoba bisa di pastikan akan ketagihan. Belum ada
langkah atau tindakan konkrit dari pemerintah, bagaimana solusi terbaik dalam
mengatasi masalah yang terjadi. Apakah perlu di buat aturan khusus dan hukuman
jika terjadi penyalahgunaan dalam penggunaanya. Di beberapa daerah luar Papua
sudah ada yang mengusulkan perda guna menertibkan penjualan produk lem sejenis
agar digunakan dengan semestinya. Pertanyaanya tindakan apa yang sudah dilakukan
oleh pemerintah terkait hal ini?
*Red.Papua_http