Salah satu Tweet yang mengecam stasiun TV |
TNI
yang lagi santer-santernya digembar-digemborkan mendukung
salah satu calon presiden ternyata tidak terbukti setelah Bawaslu (Badan
Pengawas pemilu) melakukan penyelidikan. POLRI yang dalam hal ini salah satu pejabatnya
bertemu dengan salah seorang anggota partai pun menjadi berita selanjutnya
sebagai bukti aparat tidak netral.
Media
massa sekarang ini sedang giat-giatnya menabuh
gendang nyanyian lagu pemilu. Sebagai nada yang cukup asik didengar ialah
bukti-bukti netralitas TNI POLRI yang dipertanyakan. Para pejabat dan petinggi
institusi menjadi incaran sumber berita. Sedikit saja para anggota institusi
ini salah melangkah pasti akan menjadi headline sebuah media.
Media
massa yang kita harapkan menambah wawasan kita dan membuat kita lebih cerdas untuk
memilih calon presiden sekarang sedikit tidak dapat diandalkan. Entah pengaruh
iklan, pemilik media sendiri atau mungkin tim sukses yang berhasil membeli
media.
Media
massa juga turut membangun bangsa Indonesia dalam hal
pemberitaan dan sumber informasi bagi masyarakat. Tanpa berita dan informasi
bisa jadi Indonesia dengan mudah dijajah kembali oleh bangsa asing.
Kekuatan informasi melebihi dari kekuatan suatu persenjataan pasukan tempur
suatu negara. Dan dapat menjadi suatu pengganggu keamanan yang sangat
meresahkan apabila disalahgunakan.
Media
massa seharusnya netral juga seperti TNI dan POLRI karena bagian dari bangsa Indonesia. Sebagian komponen bangsa ini sangat menentukan
bagaimana bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju,aman
dan sejahtera ke depan. Siapapun calon presiden yang akan terpilih nanti,
tidak akan mempengaruhi terhadap tugas
pokok TNI dan POLRI. Karena TNI dan POLRI sesuai peraturan yang ada sudah tidak
berpolitik
praktis. Apabila ada anggota institusi
tersebut ingin berpolitik harus segera menanggalkan statusnya sebagai anggota TNI atau POLRI.
Media
massa juga harus menjadi media yang mencerdaskan masyarakat, yang tidak saling
menghitamkan suatu calon presiden, yang mengakibatkan masyarakat akan melihat
para calon presiden nanti tidak ada yang layak menjadi presiden Indonesia. Hal ini akan mencederai semangat demokrasi
pancasila yang telah diwariskan oleh para pejuang demokrasi. Para calon
presiden dan wakilnya tersebut sudah menjadi hasil dari demokrasi kita saat
Pileg kemarin dan saat ini kita harus menentukan siapa dari kedua pasang calon
tersebut yang paling pantas menjadi presiden Indonesia
untuk 5 tahun ke depan.
Media
massa sebagai sumber referensi kita melihat keunggulan masing masing calon
presiden dan wakil presiden. Dengan informasi yang diberitakan diharapkan
masyarakat akan lebih bijak untuk menyikapi pemberitaan yang dimuat di media dan masyarakat dapat
mengetahui latar belakang dan profil
calon presiden. Sehingga rakyat Indonesia tidak salah
menjatuhkan pilihan. Karena apabila salah memilih maka kita akan menanggungnya selama 5 tahun ke depan. Mari bersama
sukseskan pemilu 2014 dengan cara yang fairplay
dan cerdas.
Pemilu
untuk Indonesia maju!!!
Red*MuhaiTabuni
0 komentar:
Posting Komentar