widget

Kamis, 02 Oktober 2014

NFRPB hanya membuat pernyataan “BUSUK” tanpa persetujuan semua Pihak

Ilustrasi

Berkali-kali saya sudah membuat tulisan-tulisan tentang perkembangan yang ada di Papua meski pengetahuan saya masih sedikit tentang Papua. Saya sangat tertarik dengan keadaan keamanan yang ada di Pulau indah ini. Semakin dalam saya telisiki bahwa di Papua ini terdapat beberapa orang yang bertindak secara ekstrim untuk berusaha mempengaruhi masyarakat untuk memisahkan diri dari bingkai NKRI dan banyak seruan-seruan tidak jelas yang selalu mereka sebar-sebarkan.

Salah satunya adalah seperti pesan SMS (Short Message service) yang dikirim oleh Petrus Warabay (Simpatisan NRFPB) yang berisikan " Dari Kelompok Mahkamah Internasional pengacara Papua barat Miss. Jeniver Robinson mengingatkan bahwa sidang umum PBB yg digelar 19 Sept 2014 telah putuskan bahwa West Papua dimerdekakan pada 01 Desember 2014. Yang didukung oleh kerajaan Nippon, Korsel, New Calledonie, Solomon Island, New Zeland, UNI Eropa, France, Kerajaan Inggris, Israel. Jadi sidang 2 hari pertama akan diumumkan nanti ke seluruh dunia 24 November 2014 , Kita bersyukur pada tuhan Yesus dan terimakasih pada Vanuatu & Prancis, Inggris sbg ujung tombak UNI EROPA serta MOSSAD Israel krn Tuhan tlah menjawab linang air mata Rakyat bangsa Papua.”
Sebelumnya, SMS tersebut diterima dari Zakarias Horota (Sekretaris NRFPB) serta sebelumnya didapat dari dan atas perintah Frans Kapisa (MENKOPOLKAM NRFPB).
Disini saya berpendapat dengan cara-cara mereka menyampaikan dan menyerukan kata-kata tersebut bahwa mereka meragukan dan tidak dapat dipercaya karena yang menyampaikan secara tidak langsung.

Berkaitan dengan penyebaran isu berkembang dan menyatakan adanya dukungan yang diberikan London dan negara negara Uni Eropa yang mendukung Kemerdekaan Papua Barat yang dikemukakan oleh Jenifer Robinson ( Pengacara Asal Australia ) telah didapatkan beberapa kesimpulan bahwa telah terjadi manipulasi pernyataan yang disebarkan bahwasanya mereka mengatas namakan Kerajaan Inggris mendukung kemerdekaan Papua Barat, Padahal hal  tersebut hanya disampaikan oleh Jenifer Robinson sendiri yang pada saat itu ada di kantornya di Kota London – Inggris. “Dikutip dari http://en.wikipedia.org/wiki/Jennifer_Robinson_(lawyer) “From 2009, she worked at the London law firm of Finers Stephens Innocent LLP”.

Bahkan wanita berambut pirang ini juga sering kali memberikan pernyataan yang tak berdasar sedikitpun tentang Papua & Indonesia. Jika kita lihat berdasarkan biografinya sebagai seorang Pengacara Hak Asasi Manusia yang pernah dirilis oleh Okezone.com “ http://international.okezone.com/read/2013/05/13/411/805934/pengacara-australia-berkoar-soal-free-west-papua “Pengacara HAM tersebut, menyebutkan Pemerintah Indonesia yang melakukan pendudukan yang dilakukan di Papua. "Ratusan ribu warga Papua dibunuh atau dihilangkan secara sengaja oleh militer Indonesia," ujar Jennifer Robinson, dalam video YouTube yang diposting 9 Mei lalu, seperti disitat Okezone, Senin (13/5/2013).

Perempuan berambut pirang menyebutkan semua komentarnya tanpa ada data yang signifikan yang mendukung. Robinson juga mengeluarkan tudingan bahwa sumber daya alam Papua yang dieksploitasi oleh perusahaan asing. Lagi-lagi, Robinson turut menuduh Pemerintah Indonesia berandil besar dalam hal tersebut. Padahal jika kita simak secara cermat, bagaimana dengan nasib Suku Aborigin di negaranya sendiri yang tersingkir oleh Ras kulit Putih seperti Jenifer Robinson?

Kita sangkutkan dengan isi berita mereka mengenai sidang umum PBB, sidang umum PBB tidak ada sekata dua patahpun membahas mengenai kemerdekaan mengenai Papua. Melainkan Kunjungan SBY ke New York, Amerika Serikat memiliki fokus yang lebih global. Presiden SBY akan menyampaikan dalam Sidang ke-69 Majelis Umum PBB tentang pandangan Indonesia atas berbagai kecenderungan global dewasa ini serta kehadiran Presiden Yudhoyono di beberapa forum pembahasan multilateral lainya juga akan dimanfaatkan untuk memperjuangkan agenda-agenda strategis Indonesia, baik terkait isu tata kelola pemerintahan maupun pembangunan berkelanjutan. http://nasional.kompas.com/read/2014/09/21/12023631/Presiden.SBY.Tiba.di.New.York
Dengan tujuan Presiden SBY dalam menghadiri pada sidang umum PBB sudah jelas untuk membahas tentang pengelolaan pemerintahan maupun pembangunan berkelanjutan, bukan membahas tentang pembebasan Papua dan Papua Barat.

Kita ambil kesimpulan dari sini, bahwa seluruh maupun semua aktivis NFRPB itu hanya menyebar-nyebarkan isu-isu yang tidak jelas keberadaannya dan tidak jelas dia mengambil keputusan dari mana.
Saya sudah menelusuri di jaringan sosial dan media-media tentang isi dan pernyataan aktivis NFRPB tersebut, ternyata tidak ada satupun sosial maupun media yang memunculkan berita tersebut.
Dia hanya ingin mempengaruhi rakyat saja dengan kabar-kabar yang terombang ambing seperti itu. Seluruh masyarakat Papua kini telah maju berkembang pesat, bukan boneka yang selalu dipermainkan oleh para aktivis NFRPB itu. Pernyataan seperti itu adalah dibuat-buat oleh Frans Kapisa (MENKOPOLKAM NRFPB) tanpa ada persetujuan dari pihak manapun.

Apabila dia mengambil keputusan sendiri seperti itu, maka tersimpulkan bahwa dia ingin menjadi seorang yang dibilang pemimpin dengan menyesatkan pikiran rakyat.
Masyarakat papua hanya percaya dengan pemimpinnya yaitu Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia, bukan seorang yang membuat keputusan sendiri tanpa ada pihak-pihak yang mendukung.
Masyarakat papua sudah kebal dan tidak akan terprovokasi dengan adanya isu-isu yang tidak jelas seperti itu. Masyarakat Papua akan selalu berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945 dan percaya sepenuh hati bahwa bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia, bukan negara sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Muhai Tabuni | Bloggerized by Muhay Tabuni - Pemuda Papua Blogger Themes | Muda Merdeka Papua Indonesia management